Mohon tunggu...
Tika Lestari
Tika Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bakul Handycraft

Tika Lestari, seorang perempuan yang lahir di Sidoarjo, 21 Agustus 1996. Suka menulis diary sejak duduk di bangku sekolah dasar. Menerbitkan buku solo kumpulan puisi dan kumpulan cerpen, serta buku antologi. Kisahnya ditulis, siapa tau tulisannya juga kisahmu. Penulis dengan kekhilafan typo.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Misteri Selendang Biru

11 Juni 2024   19:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:10 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Mas Wahyu dan Mbak Enggar kami harap jaga rahasia ini ya,” pinta Pak Arif.

Enggar dan Wahyu mengangguk, mana berani juga mereka membocorkan hal mistis ini, belum lagi dia hanya mahasiswa yang KKN, bukan penduduk asli sini.

“Usai pemilu, mereka nggak mau langsung balik ke Gunung Kawi, mereka ingin tinggal di desa ini,” jelas Mbah Karsa lagi. “Sebenarnya mereka tinggal di punden, namun ruwatan di punden telat, jadi bisa dikatakan mereka kelayapan. Kebetulan rumah yang kalian tempati KKN membuat mereka tertarik untuk singgah. Sambil menunggu malam satu suro, mereka akan kembali menetap ke Gunung Kawi,” jelas lagi Mbah Karso.

Enggar agak tergelitik sebenarnya, masa makhluk halus bisa request di mana dia tinggal, dan berapa lama dia tinggal. Tapi Enggar percaya juga kalau keberadaan mereka itu nyata adanya.

“Saat Mas Wahyu cerita tentang selendang biru, pasti disaat yang sama, Mbak Enggar melihat ulat kan?” tanya Mbah Karso.

Jleb, pas banget Enggar alami saat berbincang dengan Wahyu kapan hari.

“Mereka kalau makan suka berlepotan memang, rumah itu sebenarnya sudah kosong selama delapan tahun, pemilik aslinya sudah pindah ke Kalimantan, memang masih terlihat bagus karena dirawat sama tukang kebunnya. Cuma ya siapa yang mau tinggal sendirian di sana” jelas Mbah Karso.

Enggar tak percaya dengan ini semua, Wahyu juga baru mengetahui sejarah basecamp itu. Kalau memang angker, lantas kenapa harus dijadikan basecamp KKN? Pantesan mereka tertarik tinggal, lah rumah dibiarkan kosong selama delapan tahun. Enggar ingat saat kecil ngaji di surau, ustadz bilang kalau rumah yang penghuninya tidak beribadah, rumah tersebut akan mudah dihampiri makhluk halus. Apalagi rumah yang dibiarkan kosong selama delapan tahun. Jelas makhluk halusnya setiap hari bertambah jumlahnya.

“Mereka nggak jahat, hanya terkadang usil saja,” jelas Mbah Karso, “oh iya, Pak Lurah juga banyak menyimpang sekarang, korupsi, memanfaatkan kekayaan desa, makanya bisa lupa keharusan dia untuk ruwatan di punden,” Mbah Karso menjelaskan lagi.

“Mbah Karso ke sini tadi ya memang mau negur Pak Lurah lagi, ternyata malah diprotes warga dan perangkat desa, ya sudah saya ajak Mbah Karso ke sini saja, eh kok ketemu kalian,” jelas Pak Arif.

Enggar terpaku, sementara Wahyu sudah agak paham pembahasan Mbah Karso dan Pak Arif. Waktu sudah semakin malam, Pak Arif menawarkan bantuan untuk diantar pakai mobil saja. Tapi Wahyu menolak, pinjam sepedanya saja, besok pagi dikembalikan. Usai pamit sama Mbah Karso dan Pak Arif, Wahyu dan Enggar segera pergi meninggalkan kediaman Pak Arif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun