Wahyu kembali ke ruang tamu, mencegah Brian menuju ke kamar. Wahyu bilang kalau sebaiknya kita tidur di ruang tamu saja, karena Ilham, Rama, dan Udin sudah memakai kasur jatahnya. Brian percaya saja, padahal Wahyu takut jika tidur sendirian di ruang tamu sehingga ingin ditemani. Enggar ingat saat itu memang selain Wahyu, Brian juga ada di ruang tamu malam-malam. Enggar sebenarnya kepikiran kalau malam itu dia tidur di ruang tamu saja. Mengingat dirinya perempuan, jadinya dia balik saja ke kamar sambil merapalkan doa-doa yang dia ingat untuk mengusir makhluk halus.
“Pindah saja Yu, serius aku gelisah banget lama-lama di sini, atau kita curhat saja begitu ke Pak Lurah," ucap Enggar.
“Aku sebenarnya tiap malam datang ke Pak Lurah itu ya cerita soal ini Nggar,” jelas Wahyu.
“Terus kata Pak Lurah bagaimana?” tanya Enggar.
“Gak ada tempat lain yang layak, mungkin hanya kebetulan saja,” jelas Wahyu.
“Tapi serius, aku sudah ngerasa gak nyaman Yu,” Enggar merengek.
“Yaudah, nanti aku omongin lagi ya,” jelas wahyu.
“Aku ikut dong Yu, siapa tau Pak Lurah bakal ngasih solusi buat pindah,” jelas Enggar lagi.
Malam hari, di balai desa tidak seperti biasanya, saat ini warga ramai melakukan protes. Jadi anak KKN pun turut datang ke balai desa. Rupanya para perangkat desa membawa beberapa warga untuk protes. Hal itu dipicu karena sawah yang jadi hak perangkat desa untuk diolah telah diratakan dan dijadikan jalan oleh pihak perumahan. Jadi akan berdiri kompleks perumahan di desa tersebut. Sawah warga ada yang sudah dilandas. Akan tetapi sawah perangkat desa tidak pernah ada pembahasan demikian. Tiba-tiba dijadikan jalan begitu saja, tentu perangkat desa pada murka. Pak Lurah saat itu tidak berani datang, diwakili oleh kakaknya sebagai juru bicara. Perangkat desa mendesak problem ini untuk segera diselesaikan.
Juru bicara Pak Lurah yang bernama Pak Hasan, mengatakan kalau dia akan mendesak pak Lurah untuk segera mengganti rugi. Tapi saat ini Pak Lurah benar-benar tidak bisa hadir, jadi dimohon untuk bersabar. Pak Hasan menjamin, kalau besok permasalahan akan selesai. Jika tidak selesai, perangkat desa berhak membawa urusan ini ke pengadilan, karena memang Pak Lurah bersalah. Perangkat desa dan warga kemudian bubar ke rumah masing-masing, tak terkecuali mahasiswa KKN lainnya. Sementara Wahyu dan Enggar hendak menemui Pak Lurah malam ini tapi gagal rupanya.
Motor yang dikendarai Wahyu tiba-tiba mogok, saat itu dia memang pulang paling akhir sama Enggar. Pukul 10 malam di sini sudah sangat sepi, beda sekali sama di area kampus, makin malam makin rame.