Mohon tunggu...
Tika Lestari
Tika Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bakul Handycraft

Tika Lestari, seorang perempuan yang lahir di Sidoarjo, 21 Agustus 1996. Suka menulis diary sejak duduk di bangku sekolah dasar. Menerbitkan buku solo kumpulan puisi dan kumpulan cerpen, serta buku antologi. Kisahnya ditulis, siapa tau tulisannya juga kisahmu. Penulis dengan kekhilafan typo.

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Misteri Selendang Biru

11 Juni 2024   19:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:10 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kamu ingat nggak, waktu malam hari pas awal datang ke sini?” Enggar mulai menjelaskan, “Yang kita habis ngopi-ngopi sama Pak Lurah, kamu pas tiduran di ruang tamu itu malam-malam, aku lagi nyapu,” jelas Enggar.

Wahyu saat itu kembali mengingat-ingat, pada saat itu dia tanya Enggar memang. Kenapa nyapu malam-malam gini? Kok nggak tunggu pagi. Seingat Wahyu Enggar jawab kalau ada semut.

“Sebenarnya, aku saat itu nyapu ulat Yu, bukan semut,” Enggar memasang wajah serius, “Aku gak mau anak-anak panik saja” jelas Enggar.

“Yang bener?” tanya wahyu.

“Iya beneran, serius, pas aku ambil tas yang kutaruh lantai, dari dinding kok ada ulat kecil-kecil begitu, kalau memang dari awal ada, kenapa pdgi, siang, sore gak ada?” jelas Enggar.

“Kenapa kamu baru bilang sekarang Nggar?” tanya Wahyu.

“Aku gak enak saja Yu, bingung juga mau bilang siapa, dulu kan belum akrab sama kamu, sekarang aku ngerasa sudah kayak diusir sama penduduk aslinya tau,” Enggar kembali menjelaskan kalau memang dia merasa terusik dengan pandangan yang tak kasat mata. Enggar sangat peka kalau masalah dunia mistis, ya meskipun dia tidak ingin kalau melihat wujud aslinya.

“Terus aku juga agak kepo sih, pas aku nyapu dulu, kamu kenapa tidur di ruang tamu, bukan malah di kamar,” tanya Enggar.

Wahyu kemudian bercerita, sore hari sewaktu anak-anak antre mandi, kran air di kamar mandi tidak fungsi. Kebetulan di kamar yang Wahyu tempati itu ada letak pompa airnya. Wahyu cek ke kamar barang kali ada yang konslet. Saat itu Wahyu melihat ada semacam kain warna biru, lebih mirip selendang biru yang menutupi pompa air. Usai memperbaiki sebab air tidak mengalir, selendang biru berdebu itu kemudian diambil dan dilipatnya.

Sebelum mereka semua berangkat ngopi, Wahyu minta semua cek kamar masing-masing. Harap membawa semua barang berharga, karena kita semua baru kenal, biar tidak ada salah paham kalau ada barang hilang, begitu jelas Wahyu.

Sewaktu kembali dari ngopi, Ilham, Rama, dan Udin, sudah langsung istirahat di kamar. Wahyu pikir masih sore, jadi dia main mobile legend bareng Brian di ruang tamu. Pas di rasa sudah malam, dia balik ke kamar dan dikagetkan dengan sebuah hal. Selendang biru kembali menutupi pompa air, jelas-jelas waktu cek kamar di sore hari, Wahyu sendiri yang melipat selendang biru itu. Wahyu pikir, mungkin dipasang lagi selendang biru itu sama temannya karena terlihat tidak estetik, mengingat pompa air sudah berkarat. Wahyu menghampiri pompa air, hendak melipat selendang biru itu lagi. Sebelum tangannya menyentuh selendang biru, ujung selendang biru sebelah kiri tetiba jatuh. Wahyu kaget, tapi rasa penasaran lebih tinggi, dia malah meneliti selendang biru itu. Debu masih ada, sarang laba-laba masih ada, padahal pas sore hari sudah dia kibas-kibaskan selendang biru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun