Faktor-faktor eksternal juga menjadi alasan mengapa korupsi dapat terjadi seperti masyarakat yang kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah jika mereka aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi, kepentingan politis (meraih dan mempertahankan kekuasaan yang dimiliki) juga menjadi salah satu alasan mengapa korupsi dapat terjadi, kemudian dengan kurangnya sikap keteladanan pimpinan, tidak adanya budaya organisasi yang benar, serta lemahnya sistem pengendalian manajemen juga menjadi salah satu faktor mengapa korupsi di suatu negara khususnya di Indonesia dapat terjadi. Seperti yang sudah dijelaskan dalam faktor-faktor yang menyebabkan korupsi di Indonesia, dalam point kurangnya sikap keteladanan pimpinan perlu dibahas lanjut. Hal ini dikarenakan terdapat karakter kearifan lokal di Indonesia yaitu wayang Semar cukup memiliki watak yang patut dicontoh untuk pemimpin di Indonesia.
BAGAIMANA GAYA KEPEMIMPINAN DARI TOKOH SEMAR?
Semar adalah tokoh seseorang yang lucu tetapi berjiwa pemimpin yang dari berasal Jawa. Gaya kepemimpinan yang cocok asal watak karakter semar, yaitu Situational Leadership (kepemimpinan situasional) yang dimana pemimpin memiliki sifat sifat sebagai berikut:
- Bersifat adil, dalam aktivitas suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara para anggota artinya mutlak, karena rasa kebersamaan pada hakikatnya adalah pencerminan daripada konvensi antar para bawahan maupun antara pemimpin dengan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
- Memberi sugesti, pada rangka kepemimpinan, sugesti adalah imbas yang mampu menggerakkan hati orang lain dan  sugesti memiliki peranan yang sangat penting didalam memelihara serta membina harga diri serta rasa pengabdian , partisipasi, dan  rasa kebersamaan diantara para bawahan.
- Mendukung tujuan, tercapainya tujuan organisasi tidak secara otomatis terbentuk, melainkan harus didukung oleh adanya kepemimpinan. Maka dari itu, supaya setiap organisasi dapat efektif dalam arti bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka setiap tujuan yang ingin dicapai perlu disesuaikan dan dievaluasi dengan keadaan organisasi dan  memungkinkan para bawahan untuk bekerjasama.
- Katalisator, yaitu dimana seseorang pemimpin dikatakan berperan menjadi katalisator, jika pemimpin itu selalu dapat meningkatkan segala sumber daya insan yang ada, berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat serta daya kerja cepat semaksimal mungkin.
- Membentuk rasa aman, setiap pemimpin berkewajiban membangun rasa aman bagi para bawahannya. Serta ini hanya bisa dilaksanakan jika setiap pemimpin mampu memelihara hal-hal yang positif, perilaku optimism di dalam menghadapi segala konflik, sehingga pada melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kehawatiran, merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
- Pusat pencerahan, seorang pemimpin secara harfiah ialah pusat semangat bagi para rakyatnya. oleh karena itu, setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para rakyatnya sehingga rakyat menerima serta memahami tujuan suatu instansi dengan antusias serta bekerja secara efektif keara tercapainya tujuan dari suatu instansi.
- Bersikap menghargai, setiap orang pada umumnya menghendaki adanya pengakuan dan  penghargaan diri pada orang lain.Sifat kepemimpinan tersebut merupakan gaya kepemimpinan yang cocok untuk semar, hal ini dikarenakan Semar merupakan sosok yang tidak berharap imbalan apapun atas kebaikan atau kenikmatan yang telah ia punya atau Tadah (Hanya Tuhan) ia akan mensyukuri segala sesuatu yang ia punya dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Selain itu, ia juga memiliki sifat Pradah dimana pemimpin harus memimpin rakyatnya dengan ikhlas dan tidak serakah. Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat Punakawan (berhati dan mempunyai visi yang jernih), contohnya seperti pemimpin perusahaan yang menjual seluruh hartanya untuk modal perusahaan agar perusahaan tersebut dapat bertahan dari segala ancaman. Selalu ingat (eling) juga termasuk sifat semar yang dapat dicontoh sebagai seorang pemimpin, selalu ingat akan konsekuensi yang didapatkan jika melakukan korupsi/kecurangan. Waspada (Waspodo) selalu berhati-hati, teliti, jangan gegabah dalam hal mengambil suatu keputusan atau tindakan, selalu berhati-hati jangan melakukan kecurangan/korupsi. Selain itu jangan mentang-mentang (ojo dumeh) jangan karena mempunyai kekuasaan atas jabatan lalu menyalahgunakan jabatan tersebut dan mengambil hak orang atau rakyatnya (korupsi). Jadilah pemimpin yang selalu rendah hati seperti sosok Semar pemimpin yang tidak serakah dan selalu ingat bahwa setiap apa yang dilakukan selalu ada konsekuensi diakhirnya.