Mohon tunggu...
Theresia Rini Susanti
Theresia Rini Susanti Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Penulis di platform novel online sejak 2019, setelah 20 tahun menekuni profesi Public Relations. Mencoba menikmati waktu menulis lebih banyak, di sudut kota kecil, Bawen ....

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Alta

6 September 2023   20:19 Diperbarui: 6 September 2023   20:24 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai mengucapkan kalimat tersebut, Alta berdiri dan berlari keluar serta melompat dari atas balkon lantai dua. 

"Tidaak!!" teriak Dion dan Liana dengan histeris juga kalap. 

Ada misteri apa sebenarnya?

***

Polisi baru selesai mengevakuasi jenazah gadis kecil yang kepalanya hancur dan otaknya bertebaran. Dari CCTV, mereka melihat dengan jelas kejadian yang sebenarnya. 

Memang menyelamatkan Liana dan Dion dari tudingan sebagai pembunuh, tapi kondisi keduanya syok berat. Liana yang paling parah. Wanita itu menunjukkan gangguan mental yang kini membuatnya diam dan linglung. 

"Kenapa ini bisa berakhir mengerikan, Bu Ratna?" tanya penyidik dari kepolisian itu. 

Pria berkumis tebal tersebut masih belum percaya dengan hal yang ia saksikan di CCTV. Kejadian supranatural yang sangat mencengangkan. 

"Arwah wanita yang melahirkan Alta, tidak pernah rela anaknya dimiliki dan dicintai oleh siapa pun. Roh wanita itu terus membayangi putrinya sendiri," jawab Ratna dengan wajah keras dan bibir mengerucut menahan emosi. Penyidik tersebut mengusap wajah dengan prihatin. 

"Alta memilih mengakhiri nyawanya? Begitu maksud Bu Ratna?" tanya polisi tersebut.

"Iya. Ini surat yang ia tulis untuk Liana dari Alta, saya temukan di meja makan," timpal anak buahnya yang baru datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun