Liana tersenyum lebar kemudian tertawa. Wanita itu memeluk Alta dan membiarkan tubuhnya berlumur busa. Putrinya mulai memanggil mama, ini suatu pencapaian besar!Â
Sementara itu, Alta memeluk Liana sambil memejamkan mata dengan hati pilu.Â
***
"Kenapa, Di?" tanya Liana saat melihat Dion turun ke bawah dengan sesekali menoleh ke belakang.
"Aku kayak melihat sekelebat orang. Tapi ... kayaknya salah liat," sahut suaminya ringan, tapi wajahnya cukup penasaran. Liana tertegun.Â
"A-aku juga sering," ucap Liana dengan gugup.Â
"Mungkin kita salah liat," tukas Dion sembari mengedikkan bahu. Liana dan Dion saling pandang.
"Ah, nggak mungkin!" ucap keduanya bersamaan.Â
Mereka sempat berpikir tentang hantu, tapi itu terpatahkan dengan akal sehat yang lebih mengutamakan logika.
"Alta langsung tidur pulas dan ngorok," cetus Dion geli. Liana tertawa kecil.Â
"Aku juga mau tidur, besok ada meeting dengan klien pagi jam sembilan," ajak Liana. Dion mengiyakan dan mereka naik ke atas.