"Baik, Ken Arok."
"Beristirahatlah kalian. Waktu kita tidak panjang. Subuh kita akan kembali berada di atas kuda."
Satu demi persatu anak buah Ken Arok beranjak meninggalkan perapian, menyisakan Lohgawe dan Ken Arok. Lohgawe baru akan berdiri ketika Ken Arok menanyakan sesuatu kepadanya.
"Jadi menurutmu brahmana, dapatkah aku mencapai moksa atau harus melalui samsara?"
***
Lohgawe melaju bersama kudanya di atas tebing terjal. Di sebelah kanannya ia dapat melihat ombak menerpa karang -- karang tajam. Angin sangat kencang, ia harus memegang tutup kepalanya dengan erat.
Pada siang inilah. Pada siang ini kami akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Dan menghadapi pasukan Sriwijaya. Kabur sekarang saja?
Matahari hampir berada di puncak langit pada saat itu. Akankah ia menjadi saksi satu kerajaan terhapus dari permukaan bumi ini?
Sebuah suara menyambutnya dari belakang.
"Selamat siang, brahmana. Nampaknya kau masih setengah tertidur. Aku belum merasakan semangatmu."
"Selamat siang, tuan Norman Caraka. Dewa menyertaimu."