Jayapati tersenyum, "Tenanglah, Hyang Lohgawe, kami bukanlah orang -- orang yang jahat. Hanya penegak keadilan dengan memakai otot saja."
Bolgun menanggapi, "Aku tidak peduli dengan surga dan neraka, kahyangan, atau apapun itu. Jika aku dilahirkan kembali, aku berharap menjadi seorang anak raja dengan segala kemewahannya. Tidak menjadi kasta sudra seperti ini."
"Kau hendak menjadi anak raja, namun kelakuanmu seperti penjahat sekarang ini, bermimpilah, Bolgun, dewa tidak akan mendengarkan permintaanmu."
"Jika aku selamat dari perang ini, aku berjanji untuk mengubah kelakuanku."
Lidisaka berujar, "Kita tidak akan selamat dari perang ini, Bolgun. Kau sendiri yang mengatakan hal itu tadi."
"Aku berubah pikiran. Jika aku selamat aku akan mengikuti Hyang Lohgawe dan menjadi pertapa."
Sebuah sosok muncul dari belakang.
"Aku mendengarkan kalian. Tidak ada yang akan mati lusa. Kita akan memenangkan perang ini."
"Ah, pemimpin."
Ken Arok mengambil posisi duduk di samping Lohgawe.
"Percaya diri adalah kunci. Kalian adalah anak didikku. Tidak ada seorang pun yang berani menentang kelompok Ken Arok di pasar Tumapel. Tunggul Ametung tidak pernah mengeluh, aku adalah prajurit kesayangannya. Hentikan omong mengenai moksa dan samsara ini. Peran kalian saat ini belum selesai."