Ribuan bintang.
Lohgawe menatap langit malam di kaki Gunung Bromo, Tumapel dari tempat duduknya. Tidak seperti biasanya, kini ribuan bintang menghiasi langit. Sesuai kepercayaan masyarakat sekitar, hadirnya bintang -- bintang tersebut menandakan sesuatu yang besar akan segera terjadi. Hawa dingin menambah suasana pemandangan semarak di malam itu.
Tentu saja sesuatu yang besar akan terjadi. Hanya saja itu tidak diharapkan orang banyak. Siapa yang menginginkan lautan darah?
Orang di belakangnya menghampiri Lohgawe. Sang brahmana memalingkan muka dan menyadari sang pemimpin ada di sampingnya.
"Kemanakah lawan akan melangkah, jika pulau sudah terkepung?" Kata -- kata pertama yang diserukan oleh Ken Arok membuat Lohgawe tersenyum. Namun ia tidak berhenti.
"Kediri menang, Kediri jaya."
Lohgawe menanggapi, "Terbalik, Ken Arok. Kediri jaya, Kediri menang."
Ken Arok tidak memperdulikan perkataan Lohgawe, "Untuk semua kebaikan, aku bersyukur."
"Berbeda -- beda namun tetap satu jua."
"Tidak ada seorang pun yang berani mengganggu tanah para dewa."
"Berwibawa, berjaya, dan makmur."