Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Cerpen) Percakapan Pagi di Pantai Sanur

16 April 2016   06:14 Diperbarui: 16 April 2016   06:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Kenapa?”

“Hedonis.”

 “Hedonis?” aku mengernyitkan kening. Tak mengerti apa persisnya kata itu.

“Ya, kayak binatanglah.”

Aku mengernyitkan kening lagi. “Kok?”

 Saat itu sang istri tampak berjalan menuju warung tenda kecil kami.

“Sudahlah. Istrikulah yang menyandera. Agar saya tetap jadi binatang di Senayan.”

Aku bengong. Tak bisa-bisa berkata-kata. Pagi ini terasa senyap dari biasanya.

Tuan, apa kau kenal Tuhan?

Kalau sempat, tolong tanyakan

: kenapa kesenangan membuatku menjadi binatang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun