Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Cerpen) Percakapan Pagi di Pantai Sanur

16 April 2016   06:14 Diperbarui: 16 April 2016   06:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berkali-kali terabaikan

Menjadi tepi paling tepi

Memberi pelukan pada segala yang pulang

 

Lelaki itu membuka koran pagi, selain buku dibiarkan di meja yang sudah kami lap dengan bersih, dan sudah kering karena tak ada lagi gerimis tersisa.

“Bapak enak betul, bisa santai dan libur lama. Menginap di hotel mewah dan nyaman di belakang ini,” kataku membuka pembicaraan, saat ia melipat koran lokal.

Ia tertawa.

”Pak Made yang enak. Tiap hari bisa menikmati pantai yang indah. Ya, tiap hari. Sepertinya tenang hidupnya.”

Aku yang tertawa sekarang. Entah kenapa, mungkin karena merasa kenal, aku menyela dengan ringan. “Mungkin sesekali bisa bertukar tempat, Pak. Saya jadi Bapak, Bapak jadi saya yang hanya menjual warung begini di kaki lima. Seperti dalam acara di Tivi itu.”

 Lelaki itu tertawa kian kencang.

“Boleh, boleh ....”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun