“Iya. Banyak temen bilang, aku di situ ….kayak seperti kalau nyanyi Leaving on A Jet Plane….”
San mengendarai motornya dengan hati linglung. Dan ia diam saja dibimbing Tika ketika tiba di warung es campur favorit anak-anak SMA 1000. Juga mempersilakan Tika mengambil foto yang sudah dicetak dan dibingkai warna merah di dalam tas punggung.
“Iiiih …!” pekik Tika.
“Knapa?” tanya San, datar.
“Aku sendu bener, ya?” Tika geleng-geleng kepala. Bibirnya digigit deret gigi-giginya.
“Kalau, ya, pertanda apa?”
Tika tak bisa menjawab. Ia sekilas memandang ke arah San. San yang sejak tadi lebih banyak diam pun memandang. Terjadilah ... bersirobok.
“Iiih ….” Tika mengelakkan adu pandang itu.
“Knapa?”
Tika diam. Menjadi wanita bermata indah yang perlu disembunyikan. Kepada San yang telah memotretnya dengan komposisi indah.
“...I hate to go!”