6.
Alex Nurdin-Nono Sampono
202.643 suara (4,67)
Sumber: Majalah Detik, 23-29 Juli 2012
Kedudukan media sebagai alat untuk merekonstruksi dan mempengaruhi opini publik mampu mengarahkan pemikiran khalayak untuk mendukung, menentang atau netral terkait kandidat gubernur di Pemilukada DKI 2012. Sikap media tersebut tentunya ada kaitannya baik dalam urusan bisnis maupun politik. Ibu Hamad (dalam Zia El Muttaqin, Susilastuti DH, Christina Rochayanti, 2008, hal: 192), dalam kerangka pembentukan opini publik media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama, menggunakan simbol-simbol politik (language of politic). Kedua, melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing strategis). Ketiga, melakukan fungsi agenda setting (agenda setting fungtion).
Media sebagai simbol-simbol politik, semua media baik yang dimiliki swasta atau pun pemerintah, sebenarnya merupakan aparatur ideologi karena kemampuannya untuk menyebarluaskan pendapat, dinilai sebagai sumber kekuasaan (Astrid, 1981 dalam modul materi Kuliah Komunikasi Politik Fisip UR dengan judul Media Massa Sebagai Sumber Pengaruh Politik). Ditinjau dari pengusaan media massa, struktur politik suatu negara, mengenal proses sebagai berikut:
Pertama, fase pengaruh politik melalui aparatur ideologi (ditinjau dari segi kepemilikan media. Kedua, fase informasi oleh aparatur ideologi (ditinjau dari kegiatan komunikasinya sendiri dan penilaian komunikan terhadap komunikator serta kesadaran komunikator akan kehadiran komunikan. Ketiga, fase pembentukan /perwujuduan pemupukan pengaruh politik aparatur ideologi yang bersangkutan (ibid.
Kedudukan media sebagai pelaku framing strategis, cara media membingkai sebauh peristiwa untuk dijadikan sebuah berita yang akan disajikan kepada khalayak (Danang, 2006: 223). Informasi yang diolah menjadi berita bisa merekonstruksi dan mempengaruhi opini publik sesuai dengan bingkai visi perusahaan media tersebut (Zia El Muttaqin dkk, 2008: 193). Media sejalan dengan konstruksi realitas. Realitas menurut Peter L Burger (dalam Danang, 2006: 224) tidak dibentuk secara alamiah. Tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi dibentuk dan dikonstruksi. Bingkai berita yang disampaikan ke publik terkait kandidat calon gubernur DKI Jakarta pada pemilukada tergantung dari pihak media itu sendiri, bisa berupa dukungan, sebaliknya atau juga netral. Dengan banyaknya media yang memberikan opini positif terhadap Jokowi, bisa dikatakan bahwa media tersebut memberikan dukungan kepada Jokowi.
Sedangkan media sebagai fungsi agenda setting, media tidak selalau berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir apa (Bernard Cohen dalam Stanley J Baran dan Dennis K Davis yang dikutip lagi...). Media selalu mengarahkan kita pada apa yang kita harus lakukan. Media juga memberikan agenda-agneda, sedangkan masyarakat mengikutinya. Asumsi dari teori ini adalah media mempunyai kemampuan menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting (Nurudin dalam Muh.Bahruddin, ende).
Daftar Pustaka
Arrianie, Lely. 2010. Komunikasi Politik: Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik. Bandung: Widya Padjadjaran