Mohon tunggu...
tri prabowo
tri prabowo Mohon Tunggu... Karyawan -

Engineer PLC, lagi belajar nulis, Hobi Cersil, sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serial: Andaru Wijaya [48]

5 Mei 2017   16:01 Diperbarui: 11 Mei 2017   10:56 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ya. Ya Ratih tentu!” sahut Kuntara tergagap. Kuntara lalu mencoba mengupas kulit manggis yang tersedia di bakul, walaupun sebenarnya ia kurang berminat.

“Tidak ada laki-laki yang marah Ratih, jika kau sering berbicara berdua denganku?” ujar Kuntara, sambil mengulum manggis dimulutnya.

Mimik wajah Ratih tetap saja tak berubah, polos. “Maksud kakang apa? Bukankah sejak kecil kita biasa berbincang seperti ini?”

“Tetapi sekarang lain Ratih? Kita berdua adalah lawan jenis yang sudah dewasa.”

Kuntara menarik napas panjang melihat Ratih yang tidak juga mengerti.

“Jadi? Tidak boleh laki-laki dan perempuan dewasa berbicara berdua, begitu?”

“Bukan! Bukan begitu maksudku,” Kuntara makin dibuat bingung dengan keluguan Ratih.

“Apakah sudah ada laki-laki yang memikat hatimu? Atau meminangmu, barangkali?” tanya Kuntara lagi.

“Ah kakang! Aku ini cuma gadis padesan yang biasa bekerja disawah. Mana mungkin ada yang meminangku, paling-paling aku menunggu ayahku yang menjodohkan,” jawab Ratih dengan wajah merah merona.

“Apakah kakang ingin meminangku?” Ratih balik bertanya.

Kuntara terkejut mendapat pertanyaan itu, ia tampak kebingungan mencari jawaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun