Mohon tunggu...
Takas T.P Sitanggang
Takas T.P Sitanggang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mantan Jurnalist. Masih Usahawan

Menulis adalah rasa syukurku kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mencintai Toilet

17 Desember 2019   14:53 Diperbarui: 17 Desember 2019   22:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau turuti saja kemauan bapak dan ibu, maka semua selesai. Kau tidak bakal cekcok lagi dengan mereka."

Kedua kakaknya datang menghampiri dengan wajah iba.

"Aku tidak mau seperti kalian."

"Maksudmu?"

"Aku  tahu. Kalian sebenarnya tidak mau menjadi dokter, kan? Kak Ratna suka traveling karena itu ingin jadi pramugari, Kak Ita suka mengajar makanya ingin menjadi guru, tapi demi kemauan bapak dan ibu kalian buang impian kalian itu."

"Dalam hidup ini kita tidak pernah tahu apa yang akan kita dapat, Ti."

"Kalian bukannya tidak tahu apa yang akan kalian dapat. Kalian hanya tidak  mau lebih keras memperjuangkan apa yang membuat kalian bahagia."

"Sok tahu!"

"Terserah. Tapi jujur aku sudah bosan melihat kalian tiap hari saling mengeluh soal pekerjaan. Lihat wajah kalian jauh lebih tua dari umur kalian. Orang yang melihat mata kalian bisa menebak kalau kalian dua orang yang tidak bahagia."

***

Tuti selalu berusaha agar tak pernah lagi bernyanyi sekalipun sekadar bersenandung. Mendengar lagu saja sudah dijadikannya sesuatu yang tabu. Tuti berusaha menyibukkan diri dengan berbagai buku-buku kesehatan karena pada akhirnya dia menjadi mahasiswa kedokteran. Namun tanpa disadarinya, di tengah dia membaca dan belajar, bibirnya acap menggumamkan lagu-lagu yang sempat didengarnya di cafe-cafe yang pernah dia datangi. Otak Tuti sibuk menuntut ilmu tetapi jiwanya senantiasa bernyanyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun