Mohon tunggu...
Takas T.P Sitanggang
Takas T.P Sitanggang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mantan Jurnalist. Masih Usahawan

Menulis adalah rasa syukurku kepada Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mencintai Toilet

17 Desember 2019   14:53 Diperbarui: 17 Desember 2019   22:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tak ada yang lebih bersih dan senyaman dari toilet di apartement ruang 109 itu, bahkan kalaupun dibandingkan dengan ratusan ruang yang tersedia di gedung apartement itu sekalipun. Jika ada perlombaan toilet terbersih dan ternyaman di negara ini, aku berani jamin toilet itu yang akan menjadi juaranya.

Tuti merawat toilet itu seperti seorang ibu yang merawat bayinya. Menjaganya seperti seorang ayah yang menjaga anak perempuannya. Penuh kasih. Pada dinding dan lantai toilet berubin granit itu kau bisa melihat bayanganmu secara jelas.

Berendamlah di bathtube-nya, tepat pada plafon di atasmu kau akan menemukan gambar berukuran besar, tiga dimensi, sebuah lukisan langit biru dan burung-burung camar yang tengah terbang anggun di awan. Karenanya kau tidak akan merasa berada di suatu ruang yang kekang, melainkan seperti berendam di telaga, menikmati musik instrumental yang sayup-sayup terdengar dari speaker mungil yang terpasang di sudut plafon dan menghirup aroma terapi pepohonan.

Air yang keluar dari shower di toilet itu diatur sedemikian rupa sehingga lembut betul air yang jatuh, kau pernah basah terkena rinyai gerimis sehabis hujan? Begitulah kira-kira rasanya. Lembut dan romantis. Dan seperti shower pada umumnya yang bisa distel menjadi hangat, demikian pun shower di toilet itu. Kau tak perlu jauh-jauh berangkat ke lereng gunung agar dapat mandi air belerang yang hangatnya menyegarkan dan konon katanya mengobati, karena shower di toilet itu pun mengucurkan air yang serupa demikian.

Di sisi kanan dinding toilet itu berjajar  kembang-kembang cantik yang hidup sendiri-sendiri di sebuah pot mungil berwarna-warni. Tuti tidak suka membeli kembang palsu, baginya kembang palsu lambang kebohongan, terlihat asli padahal tidak. Untuk apa sekadar cantik tapi tak bermanfaat, pikirnya.

Sementara tepat pada dinding menghadap bathtube kau akan menemukan poster Marilyn Monroe dan vocalis-vocalis perempuan ternama yang terpajang dengan proporsional. Tak ketinggalan sebuah harmonika di samping bathtube, yang biasa dimainkan Tuti sembari berendam tatkala mencari ide membuat lagu.

Tuti biasa menghabiskan waktunya berjam-jam di sana. Menangis, tertawa, menjerit, melamun, mendengarkan, menciptakan atau menyanyikan lagu musisi lain dengan gitar dan direkam untuk kemudian diunggah ke akun Youtubenya yang telah memiliki 5 juta subscriber.

Kalau kalian berkunjung, jangan harap bisa memakai toilet itu. Tuti akan berkilah toiletnya sedang rusak dan kalian terpaksa harus mencari toilet umum. Kalian yang masih asing bagi Tuti tak perlu menjadi sinis, karena Edo, mantan kekasihnya yang kuceritakan di awal kisahpun tak pernah menjajal toilet itu barang sekalipun. Jika menjemput atau mengantar Tuti, Edo hanya sampai di depan pintu kamar atau loby apartement saja, maka jika ada orang jahil memasang CCTV di kamar Tuti, bisa dipastikan dia tak akan mendapat rekaman video sepasang kekasih yang sedang mesum.

Tuti hanya bercinta dengan Edo di tempat-tempat lain, tapi tidak di apartementnya agar toilet itu terjaga. Pada Tuti yang sedang berbaring di sisinya malam itu,  Edo pernah bertanya, "Apa kau ada menyembunyikan laki-laki lain di sana?"

"Tidak ada, sayang. Tidak perlu menduga seperti itu, aku sudah berikan semuanya padamu, tak bersisa, untuk apa masih curiga?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun