Kamarnya memang terletak paling pinggir, dan di lorong sebelah luar kamarnya ada banyak jendela yang menghadap ke sisi Timur dari doubutsuen.Â
Karena kamarnya berada di lantai 3, maka dia bisa melihat area kebun binatang dengan baik dari sini. Dia mendekatkan wajahnya ke arah kaca jendela, menaruh tangan kanannya yang terkatup di kening untuk melihat suasana luar lebih jelas. Tidak ada yang aneh dan dia tidak melihat ada makhluk atau apapun dalam keremangan lampu di area doubutsuen yang sengaja tidak dimatikan di beberapa tempat.
Dia pun mencoba berjalan berkeliling di lantai 3, berharap Ryouta-san atau Yoshimoto-san atau rekan lainnya, ada yang terbangun karena mendengar auman dan keluar dari kamar. Tapi nampaknya, hanya Puutaro saja yang mendengar suara auman itu, karena pintu kamar rekan-rekannya tertutup rapat. Dia juga tidak menemui satu orang pun di ruangan bersama yang terletak di tengah lantai 2 asrama.
//
Puutaro bangun pagi seperti biasa dan langsung membereskan area dekat pintu masuk.
"Ohayou Puutaro," sapa Ryouta yang datang mendekatinya.
"Selamat Pagi, Ryouta-san" balas Puutaro.
"Kau tampak pucat. Apakah kau baik-baik saja?"Â
"Matamu merah, apakah kau bergadang semalam?" tanya Ryouta.
"Tidak, saya tidak bergadang, tapi saya tidak bisa memejamkan mata walaupun saya sudah merebahkan diri di tempat tidur semalam."
"Saya mendengar Singa mengaum tengah malam tadi. Apakah Ryouta-san mendengarnya juga?" tanya Puutaro.