" Ya, ya. Aku tahu orang-orang itu. Soalnya Tanaka-san juga pernah bercerita seperti itu pada saya," sahut Puutaro lagi.
"Tapi," kata Ryouta sambil mendeham sedikit untuk melancarkan tenggorokan sebelum dia mengucap kalimat berikutnya.
"Ada satu pengunjung yang paling unik dari semua itu. Ada seorang kakek, yang selalu datang kesini tanggal satu setiap bulannya. Dia selalu menggandeng seorang anak kecil. Mereka tidak datang untuk melihat hewan yang ada disini."
"Mereka langsung menuju pohon sakura tua yang ada di Timur, dekat kandang Singa itu, dan berdiri didepannya tanpa berkata satu patah katapun sekitar lima menit, lalu mereka meninggalkan tempat itu dan langsung keluar." lanjut Ryouta.
"Ya, saya juga sudah mendengarnya dari Sawatani-san. Kebetulan saya pernah melihatnya juga. Walaupun, seingat saya hanya dua atau tiga kali saja."Â
"Apakah ada yang tahu dimana mereka tinggal dan kira-kira apa dan siapa si kakek tua itu," Puutaro mengungkapkan rasa keingintahuannya.
"Tidak ada seorang pun disini yang tahu tentang apa dan siapa si kakek itu. Termasuk pegawai senior seperti Tanaka-san. Dia juga tidak ingat sejak kapan kakek itu berkunjung ke sini," jawab Ryouta dengan muka serius.
"Sepertinya kakek itu orang terpandang, dilihat dari cara berpakaiannya. Dia selalu memakai jas hitam yang bersetrika rapi dan sepatu yang disemir licin, dengan rambut yang juga selalu disisir rapi. Walaupun saya tidak pernah bisa melihat apakah dia memakai perhiasan atau jam tangan, namun di dada kirinya tersemat pin seperti medali kecil berbentuk bintang." Puutaro memaparkan hasil pengamatannya terhadap kakek itu.
"Tapi saya tidak tahu medali apa itu karena hanya melihatnya dari jauh. Pin itu terkadang seperti bersinar karena memantulkan cahaya matahari." lanjut Puutaro
"Apakah ada yang pernah berbicara padanya, Ryouta-san?" Puutaro mengungkapkan rasa keingintahuannya lagi.
"Setahuku tidak pernah ada orang yang berbicara, maupun mencoba berbicara dengannya. Walaupun, dari raut wajahnya tidak ada kesan bahwa dia itu orang yang tidak bersahabat. Mungkin karena dia datang hanya untuk berdiri di depan pohon sakura, dan setelah itu bergegas pergi meninggalkan doubutsuen." jawab Ryouta.