"Ah, ada-ada saja kau ini."
"Kau kan tahu, Singa itu tidak bisa mengaum sejak dihibahkan dari Ueno 5 tahun lalu."
"Tidak pernah ada orang yang mendengarnya mengaum selama Singa itu disini," ujar Ryouta sambil tertawa dan berlalu meninggalkan Puutaro.
Bulu kuduk Puutaro pun berdiri. Dia tiba-tiba menjadi takut dan gelisah. Dia sempat berpikir, mungkin yang didengarnya semalam bukan auman dari Singa tua yang datang kesini 5 tahun lalu. Entah mungkin Singa jadi-jadian yang tiba-tiba muncul, atau mungkin bukan Singa tapi suaranya mirip auman Singa.
Tapi, dia tidak mau memikirkannya lebih jauh lagi. Walaupun dia punya keyakinan yang kuat, bahwa yang dia dengar semalam adalah suara auman Singa sungguhan.
Seperti biasa setelah membereskan area di pintu masuk, Puutaro pergi ke area Timur doubutsuen. Dia biasanya tidak begitu sibuk saat doubutsuen belum buka. Karena, dia sudah membersihkan area yang menjadi bagian tugasnya, setelah tempat ini tutup di sore hari sebelumnya.
Apalagi sekarang sudah masuk awal musim semi, dimana tidak banyak daun yang rontok di malam hari seperti ketika musim gugur.
Ketika Puutaro berjalan ke arah pohon sakura besar dekat tempat duduk dimana Puutaro biasa beristirahat, dia melihat kilatan sinar matahari yang memantul pada suatu benda yang tertancap di atas pohon. Setelah Puutaro mendekat ke pohon sakura itu, terlihat benda seperti pin tertancap sekitar 3 meter dari tempat dia sekarang berdiri.
Setelah mengamatinya sejenak, Puutaro sepertinya tahu benda itu karena dia pernah melihatnya. Dia berpikir keras untuk mengingat kembali dimana dia pernah melihat benda itu sebelumnya.
"Ah, itu kan pin yang tersemat di baju kakek yang selalu datang tiap tanggal 1 dengan menggandeng anak kecil."
"Kenapa benda itu tertancap disini," kata Puutaro dalam hati.