Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Singa yang Tak Pernah Mengaum Lagi

24 November 2018   07:10 Diperbarui: 24 November 2018   07:48 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya saja, pada hari libur, pengunjung yang datang kebanyakan adalah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak. Mayoritas dari mereka adalah keluarga muda, dan anak mereka biasanya masih kecil dan belum berusia sekolah, walaupun ada juga yang sudah agak besar seukuran anak SD.

Lalu terkadang, datang rombongan anak yang sepertinya sedang karyawisata. Karena mereka terlihat tekun mendengarkan penjelasan dari shiiku-in yang turut menyertai mereka berkeliling, sambil menuliskan sesuatu di buku catatan yang mereka bawa. Dia juga bisa melihat ada anak yang tidak serius dan selalu menggoda temannya. Anak jahil memang selalu ada, pikir Puutaro. Rombongan anak-anak ini membuat suasana doubutsuen menjadi agak ramai. 

Tapi ada juga hal yang unik dan membuat Puutaro agak penasaran, terutama pada hari kerja seperti saat ini. Dia pernah melihat pasangan yang kelihatannya masih canggung untuk bergandengan tangan. Mereka masih berpakaian seperti layaknya orang bekerja. Entah mungkin mereka pasangan yang sedang menjalin kasih secara diam-diam karena mereka tidak bisa melakukannya saat berada di kantor, atau?? Ah, Puutaro tidak mau berpikir lebih jauh tentang hal ini.

Yoshinoyama Doubutsuen tidak begitu besar jika dibandingkan dengan doubutsuen lain di Jepang. Luasnya sekitar 30 hektar dengan populasi sekitar 2500 hewan dari 130 jenis.

Namun, keistimewaan yang utama dari tempat ini adalah jumlah pohon sakura yang terdapat di dalamnya. Yoshinoyama sendiri merupakan sebuah gunung dan menjadi salah satu tempat yang terkenal akan sakuranya di Jepang. Terlebih, bunga sakura di Yoshinoyama mempunyai sejarah yang panjang bila dibandingkan dengan pohon sakura yang tumbuh di lokasi lain seantero Jepang.

Di dekat bangku dimana sekarang Puutaro duduk, terdapat satu pohon sakura yang paling besar disini. Bahkan orang-orang berkata bahwa pohon sakura ini tertua, dan merupakan asal muasal dari semua pohon sakura yang ada di Yoshinoyama. 

Tinggi pohonnya sekitar 10 meter. Umurnya sudah ratusan tahun. Masyarakat yang tinggal di daerah ini juga berkata bahwa patung dewa yang sekarang ditaruh di sebuah kuil tidak jauh dari lokasi doubutsuen, dibuat dari kayu pohon sakura ini.

Memang pohon sakuranya tampak sedikit angker dengan batang pohon yang besar dan jumlah ranting yang banyak. Pohon sakura itu hanya berupa ranting dan tidak ada daun yang tumbuh karena sekarang masih bulan Maret. Sakura akan berbunga setelah melalui musim gugur dan musim dingin yang panjang, kemudian daun akan tumbuh setelah bunganya semua rontok.

Sekitar 100 meter dari pohon sakura ini, terdapat kandang Singa yang dihuni sekitar 5 ekor Singa. Hal yang istimewa dari kumpulan Singa itu, yaitu ada satu Singa tua, dimana menurut Nagano-san, shiiku-in yang merawat Singa, maupun menurut info yang Puutaro dengar dari rekan-rekannya sesama pegawai kebersihan, mengatakan Singa tua itu tidak pernah mengaum.

Singa itu sekarang diperkirakan berumur 15 tahun, yang menjadikannya tertua diantara Singa yang ada di sana. Menurut kabar yang dia dengar juga, 5 tahun yang lalu Singa itu menjadi penghuni disini. Singa tua itu hibah dari doubutsuen tertua di Jepang yaitu Ueno Doubutsuen.

Awal mulanya memang  ada 4 Singa betina dan 1 Singa jantan di kandang itu. Namun, Singa jantannya mati 5 tahun yang lalu, dan Singa jantan tua dari Ueno itu merupakan penggantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun