Maheswara dan Sang Jaka berjalan hingga akhirnya mereka tiba di area ketiga Hutan Tengkorak. Sebuah tempat yang sangat lembab namun lebih terang dibandingkan area sebelum nya.
"Mulai saat ini kita harus lebih waspada lagi jangan sampai lenga--" perkataan Sang Jaka terpotong oleh kemunculan siluman ular besar yang tiba-tiba.
"Varthasur?!" tanya Maheswara.
"Inilah yang aku maksudkan. Maaf Paman, aku rasa aku harus menyerahkan tugas membasmi siluman padamu. Sementara itu aku akan mencari daun kelor nya. Sampai jumpa." Sang Jaka pergi meninggalkan Maheswara untuk mencari daun kelor.
"Oi Sang Jaka!! Aish benar-benar merepotkan. Maju kau siluman sialan hyaah!"
Maheswara melompat ke arah siluman ular raksasa itu dan mendaratkan serangan bertubi-tubi membuat siluman ular raksasa mengerang keras.
"Takkan aku berikan kesempatan kau untuk memulihkan diri hyaah!" Maheswara mengumpulkan kekuatannya kedalam Golok Naga dan membelah tubuh siluman ular raksasa itu jadi dua.
"Huft... cukup melelahkan, tapi aku tidak bisa berhenti disini. Aku harus pergi ke inti hutan, mumpung Sang Jaka pergi mengambil daun kelor." Maheswara segera melesat dengan cepat menembus batasan hutan agar ia bisa segera sampai ke inti dari Hutan Tengkorak.
Sesekali Maheswara menebas beberapa siluman yang berada di hadapannya, "Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui." Maheswara melanjutkan perjalanan nya dan sekarang dia sudah sampai pada batasan terakhir Hutan Tengkorak, area terakhir, inti dari Hutan Tengkorak, tempat Nyi Kulodarmaji, penyihir Hutan Tengkorak bersemayam.
"Jadi ini adalah inti dari Hutan Tengkorak?" Gumam Maheswara ketika ia dihadapkan dengan dua buah pohon yang keduanya bersatu membentuk sebuah gerbang.
Dengan yakin Maheswara melangkahkan kaki nya untuk masuk kedalam inti Hutan Tengkorak, namun sebuah suara menghentikan langkahnya.