"Kami tidak mengarang cerita ini, ini adalah benar adanya." jawab salah-satu siluman kerdil itu.
"Baiklah baiklah aku percaya."
"Apa kami sudah boleh pergi?" tanya salah-satu siluman kerdil itu.
"Eits sebentar, pertanyaan terakhir. Sebenarnya aku sedang mencari daun kelor dan pohon nya berada di area ketiga," Maheswara berhenti sebentar dan mendekatkan mulutnya kearah para siluman kerdil itu, "Apa kalian tahu jalan pintas menuju pusat hutan?" bisik Maheswara.
Para siluman kerdil itu saling menatap dan mulai saling berbisik, sampai salah satu diantara mereka mengeluarkan sebuah gulungan, "Ini adalah peta Hutan Tengkorak, aku akan memberikan ini jika tuan memberikan sesuatu yang setimpal." ujar salah satu siluman kerdil itu.
"Ish kau ini." salah satu siluman kerdil memukul kepala siluman kerdil yang menawarkan peta.
"Hmm? Sebuah peta? Aku sedang tidak membawa apa-apa, aku rasa aku memiliki sesuatu di tas ku." Maheswara merogoh tas kecilnya, "Ini ambillah." Maheswara menyodorkan gelang emas yang ia dapat dari jarahan perampok.
"Wah!" mata para siluman kerdil berbinar-binar. "Ini Tuan ambillah peta ini! Wahh!" siluman kerdil yang memegang peta segera meraih gelang emas itu.
"Hahaha terimakasih. Sana pergi, hush hush." usir Maheswara sembari memasukkan peta itu ke tas nya.
Para siluman kerdil itu pun pergi dengan senang dan Maheswara kembali berjalan menuju area ketiga, "Apa bisnis mu berjalan lancar Paman?" tanya Sang Jaka.
"Ah ahaha bisnis apa?" jawab Maheswara gugup sementara Sang Jaka terus berjalan.