"Baik, Tuan, sudah saya catat."
"Lekas tangkap saya. Saya sudah tidak tahan."
"Tunggu sebentar, Tuan. Bisa Anda rincikan kronologi kejadiannya sebentar?"
"Minggu mungkin sekitar pukul satu dinihari, sewaktu pulang dari bar, saya menabrak seorang bocah laki-laki. Saya gugup sekali karena saya pikir saat itu dia sudah mati. Darahnya berhamburan di mana-mana. Mengejar saya dan seperti men..."
"Baik, Tuan, tolong perlahan. Tenangkan diri Anda. Pelan-pelan saja."
"Maaf. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi."
"Tadi Anda bilang, kejadiannya di Jalan Boulevard 10 sekitar pukul satu pagi?"
"Iya."
"Baiklah. Anda jangan ke mana-mana. Perwakilan kami akan segera ke sana setelah kami memeriksa CCTV lalu lintas pada hari dan waktu yang sudah Anda sebutkan."
"Hah? Apa?" Pablo sedikit kebingungan, "bb-baik." Dia pun menutup sambungan teleponnya.
Dia agak keheranan dengan maksud ucapan operator kepolisian yang mengatakan akan memeriksa CCTV.
***
Sekitar satu jam lebih yang menggelisahkan, bibirnya digigit oleh barisan gigi atas yang tidak digosok selama dua hari. Dia terus memantau dari jendela untuk melihat apabila sudah ada sebuah mobil polisi terparkir di dekat bangku tua karatan yang berembun.