Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bocah Misterius

6 Agustus 2019   13:11 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak bisa terus begini. Aku akan gila. Tidak. Tidak. Aku harus menyerahkan diri." Dia berdiri di depan sebuah cermin panjang yang memantulkan seluruh bayangannya yang nampak seperti mayat hidup. "Tapi aku tidak ingin masuk penjara."

Setelah melalui perdebatan yang panjang dengan dirinya sendiri, akhirnya dia menyatakan ketidaksanggupan,"Aku sudah tidak tahan. Aku akan menyerahkan diri."

Dia mulai menyalakan telepon genggamnya yang menerima puluhan panggilan tak terjawab serta puluhan pesan yang tak terbaca. Pablo ingin menelepon polisi dan mengakui segala kesalahannya. Meski sempat dilema, namun ingatan serta teror buruk yang dialaminya selama seminggu belakangan memaksanya untuk segera menyerahkan diri juga.

"Selamat sore, bersama Departemen Kepolisian Kota M. Ada yang bisa kami bantu?" Suara seorang operator wanita terdengar dari sambungan teleponnya.

"Hh-halo. Ss-saya pelaku tabrak lari di Jalan Boulevard 10. Ss-saya ingin menyerahkan diri."

"Maaf, bisa Anda ulangi? Dan bisa Anda sebutkan nama Anda, Tuan?"

"S- saya pelaku tabrak lari di jalan Boulevard 10 pada minggu dinihari lalu. Nama saya... nama saya Pablo Dicario."

"Baik. Jadi Anda ingin menyerahkan diri?"

"Iya."

"Sekarang Anda berada di mana? Apa Anda bersenjata?" tanya operator itu untuk memastikan.

"Saya hanya akan menunggu di rumah. Tidak. Saya tidak bersenjata. Saya tidak punya senjata"

"Bisa sebutkan alamat Anda?"

"Jalan Boulevard 11, Green Apartement Nomor 10."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun