Mohon tunggu...
Syadira Putri Hamdani
Syadira Putri Hamdani Mohon Tunggu... Lainnya - hallo there !

a student majoring in civil engineering :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sobat

8 Februari 2021   13:00 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:38 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalian teman-temannya Rina ya? Ibu kira Rina sudah pulang." Ucap ibunya Rina.

"Loh, emang Rina nya kemana Bu?" Tanya Eren penasaran.

"Rina pagi bilang akan kerja saja hari ini seharian dan tidak akan masuk sekolah, karena dia takut teman-temannya akan ke rumahnya karena hari ini dia ulang tahun." Ucap ibu Rina hingga menangis. Aku pun tak sanggup berkata apa-apa karena tenggorokan ku rasanya tercekat mendengar isi hati Rina dari ibunya. Bahkan Alina sudah menemani ibu Rina menangis bersama.

"Ibu merasa kasihan padanya, dia jadi harus bekerja dan jarang main dengan teman-temannya karena ibu sakit begini dan ayahnya meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun." Aku sudah tidak tahan lagi, air mataku menetes dan Mika pun sama, kami sama-sama memeluk ibu Rina dengan hangat. Tak lama dari kejauhan datang seseorang. Yang tak lain dan tak bukan adalah Rina.

"Kalian?!" Ucap Rina terkejut melihat kami berdelapan, ditambah terkejut melihat ibunya yang sudah menangis. Rina langsung terdiam, dia melihat ke sepatunya, dia menunduk, dan lama kelamaan bahunya bergetar. Rina... menangis.

"Maafkan- aku teman-teman... Aku tidak ingin kalian tahu bagaimana aku sekarang, b-bukan karena aku malu. Tapi aku tidak ingin kalian khawatir dan memberatkan kalian. A-aku... Aku harus banting tulang untuk makan sehari-hari, ayah ku... Dia pergi dan lidah dengan ibuku... Karena ibu memiliki leukemia, A-aku merasa semangat ku hilang dan tak ingin melanjutkan sekolah, t-tapi ibu melarang ku. Dan terus menyemangati ku untuk tetap bersekolah... Aku.. harus bekerja keras untuk kesembuhan ibu, agar ibu bisa melihatku wisuda nanti..." Ucap Rina lalu menangis sambil menutupi wajahnya. Aku, Alina dan Mika pun memeluk Rina erat.

"Rin, sudah seharusnya kamu bercerita pada kita, kamu jangan khawatir kita akan terbebani oleh mu atau bagaimana, itu hanya pemikiran mu saja. Kami akan membantu Rin, itulah gunanya ada kami." Jelasku pada Rina. Disusul oleh anggukan semangat dari teman-teman.

"Sudah ya jangan bersedih lagi. Kita bawa sesuatu buat kamu." Kata Erwin mengeluarkan kue dengan lilin sudah menyala diangka 17, yang kemudian disambut oleh lagu selamat ulang tahun dari kami untuk Rina. Yang berhasil membuat Rina tersenyum dan menyapukan air matanya. Bersama ibunya ia tiup lilin tersebut. Sambil berharap esok dan seterusnya akan baik-baik saja dan akan kembali bahagia bersama kami semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun