"Makasih sebelumnya Erik, ga apa-apa kok, aku duluan ya!"
   Erik heran dengan tingkah Rina, mengapa dia selalu menolak tawaran dan ajakan teman-temannya, apakah dia tidak suka berteman dengan mereka? Apa mereka punya salah kepada Rina? Ah Erik pusing sekali, dia ingin pulang saja.
   Hari Minggu yang cerah sekali! Sinar matahari hangat menyelimuti kota ini. Aku dan keluargaku jalan-jalan sebentar untuk refreshing, sekaligus belanja bulanan ibu. Kebiasaan ku jika jalan-jalan aku akan fokus melihat sekeliling lewat jendela, rasanya asik sekali bisa mengamati kegiatan masyarakat, melihat pemandangan, melihat banyak gedung dan lainnya.
   Tibalah aku disebuah mall, kami berbelanja kebutuhan bulanan, lalu kesana, lalu kesini hingga kami lelah. Karena kalau sudah ke mall kita seringkali lapar mata bukan? Hingga kami terasa benar lapar, perut kami sudah keroncongan haha. Kami mencari restoran favorit keluarga di mall tersebut, akhirnya ketemu juga. Kami duduk, lalu memilih menu apa yang hendak kami santap siang ini. Lalu seorang pelayan datang menghampiri meja kami.
"Pesan apa ya pak? Bu?" Tanya pelayanan tersebut.
"Kami pesan---" Pembicaraan ayah terpotong olehku.
"Rina?!" Aku hampir berteriak memanggil namanya.
   Rina yang baru sadar itu adalah aku, dia pun sama terkejutnya melihatku.
"Sa-sha?" Tanya Rina tak percaya.
"Kamu kenapa disini? Kamu kerja paruh waktu?" Tanya ku heran.
"Iya Sha--- Emm jadi mau pesan apa?" Rina tidak menjawab apa alasan dia sampai harus bekerja paruh waktu, malah mengingatkan soal makanan yang akan kami pesan.