Semua tugas sudah selesai, waktu juga menunjukkan pukul 17.23 sore. Dan waktunya teman-teman ku pulang.
"Makasih yah Sha! Dadahhh!"
"Iyah sama-sama, dahh! Hati-hati yaa!"
   Mereka pulang, semuanya ekspresif, kecuali Rina. Entah kenapa dia sangat pendiam dan sering terlihat murung. Dia hanya tersenyum merespon kata-kata perpisahan ku tadi.
"Sha! Kamu mandi dulu sana, udah sore banget ini."
"Iya Bu."
"Sha, yang tadi sepatunya robek itu punya siapa ya? Mama prihatin liatnya, pasti ga nyaman dipakai Sha, apalagi buat olahraga." Lanjut mama lagi sambil berlalu ke dapur. Aku jadi ikut berpikir juga, Rina, sebenarnya dia ini kenapa? Kenapa sepatunya bisa robek karena sudah lama? Kenapa dia enggan kerja kelompok dirumah nya? Banyak sekali pertanyaan yang hinggap di pikiranku, tapi aku berusaha rileks dan memikirkannya nanti, aku harus segera mandi, makan lalu belajar malam nanti.
"Berhenti disini, Rik!"
"Okay, Rin." Sahut Erik.
   Rina diturunkan di pinggir jalan, bukan didepan rumahnya.
"Ga sekalian aja didepan rumah kamu Rin? Ngga apa-apa turun disini? Aku anter sampai rumah deh." Tawar Erik.