Mohon tunggu...
Syadira Putri Hamdani
Syadira Putri Hamdani Mohon Tunggu... Lainnya - hallo there !

a student majoring in civil engineering :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sobat

8 Februari 2021   13:00 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:38 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ah ini teman mu Sha? Kamu sudah makan siang? Ayo makan saja sama kami mau ya?" Rayu ayahku.

"Maaf pak, tapi mungkin lain waktu saja." Dan lagi-lagi Rina menolak. Aku rasa dia kurang sopan saja menolak tawaran dari ayahku-orang yang lebih tua dari dia. Aku sedikit kesal tadi, tapi ya sudahlah lain kali akan aku tanyakan langsung pada Rina.

     Lalu ayah memesan beberapa menu, ada menu favorit ku, ayah dan ibu. Setelah makan, kami pulang dan aku melihat Rina yang sedari tadi mondar-mandir mencatat pesanan pelanggan.


     Hari Minggu kemarin adalah hari yang paling tidak terduga sekaligus mengagetkan buatku. Bagai disambar petir di siang bolong, aku sangat terkejut melihat temanku bekerja paruh waktu disebuah restoran. Karena sebelumnya dia tidak pernah dan tidak ada sedikit niat pun untuk bekerja. Aku semakin penasaran apa yang terjadi dengannya, karena pasti ada sesuatu yang mengharuskan Rina bekerja paruh waktu. Mungkin mulai sekarang aku akan mengamatinya.

"Heh! Ngelamun mulu!"

"Aduh, Hans gila ya, kaget banget aku."

"Kenapa? Ada apa Sha? Galau yah gara-gara Erwin? Hihi." Usil Mika.

"Ga ada lah ya kayak gitu. Aku cuma heran aja, juga penasaran sih, apa yang terjadi ya sama Rina, dia kan sebelumnya baik-baik aja, biasa-biasa aja. Kok sekarang jadi pendiem, murung dan jarang main sama kita." Jelasku panjang.

"Ya mungkin dia males aja main sama kita Sha, gitu aja kok ribet." Celetuk Alina santai.

"Tapi dia emang agak aneh sih, kayak waktu kerja kelompok aja contohnya, dia gamau rumahnya jadi tempat buat kerja kelompok, emang kita beban buat dia? Kalau emang dia gamau rumahnya jadi tempat kerja kelompok yah sertain alasannya dong, jadi kita bisa mengerti gitu... Oh iya! Satu lagi waktu aku anter dia pulang sampai depan rumahnya aja, dia gamau, dia minta diturunin dipinggir jalan." Jelas Erik lebih panjang lebar.

"Iya juga ya, dia jadi bertingkah aneh gitu." Eren yang sedari tadi diam tertarik dengan pembahasan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun