"Sebenarnya aku... Aku lihat Rina jadi pelayan kemarin di salah satu restoran di mall depan." Jujurku pada teman-teman. Mereka serempak mengatakan "Serius?!" tanda tak percaya sambil memelototi ku. Lalu aku jelaskan pada mereka kronologi hingga percakapan aku dengan dia dan ayahku. Lalu sempat hening setelah aku menyelesaikan cerita ku. Hingga akhirnya...
"Aku punya ide!" Ucap Erik mengejutkan kami semua.
"Jangan bercanda." Ucap Eren tak percaya bocah itu mendapat ide.
"Serius. Gini-gini..."
   Kami pun merapatkan badan kami untuk berunding mendengar ide dari Erik. Dan mulai besok ide tersebut dijalankan.
   Bel sekolah kami pukul 08.15 baru berbunyi, dan Rina baru datang, tepat satu menit sebelum bel berbunyi. Dengan terengah-engah dia berlari ke kelas, dan...
KRIIING!
   Bel tanda pelajaran sudah berbunyi, dan Rina tepat berada di pintu, tengah mengatur nafas dan berjalan gontai dengan pakaiannya yang agak berantakan.
"Kamu ngga apa-apa?" Tanya ku memastikan.
"I-iya Sha, ga apa-apa." Jawabnya sambil menunduk.
   Kami pun belajar biologi tentang bioteknologi, dan mengulas tentang hasil kerja kelompok kelas kami kemarin. Tak terasa bel pergantian pelajaran berbunyi, selalu ada jeda 10 menit di setiap pergantian pelajaran. Lalu kami pun mengucapkan terima kasih pada guru biologi karena sudah mengajar jam pertama hari ini.