Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuh Berantai di Moonchunk Street

27 Desember 2018   11:11 Diperbarui: 27 Desember 2018   17:42 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com | woman silhouette walk on street pag city

Sore itu ibu dan aku ke pantai Marunda dan menyewa perahu. Sebelumnya semua barang bukti disusun rapi dan dilem menjadi satu kemudian dililit serat kawat tembaga sehingga kompak, tidak tercerai berai, dan pasti bisa tenggelam dalam air.

Yang mengherankan, ibu membawa sebuah benda pejal kira-kira sebesar tiga batu bata disusun tapi berat sekali, mungkin terbuat dari besi. Aku tidak tahu apa itu karena dibungkus kertas koran. Dan ia juga tidak mau memberi tahu.

Aku duduk di bagian tengah perahu, mengayuh. Ibu duduk di buritan, memegang kemudi.

Agak jauh di tengah laut, keadaan lingkungan mulai gelap, terasa sepi. Aku melihat ke belakang.

Ibu tidak ada!

Semua barang bawaannya juga tidak ada!

Ternyata benda berat tadi adalah pemberat yang diikatkan ke tubuhnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun