Mohon tunggu...
Sutan Farrell Habibie
Sutan Farrell Habibie Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 28 Jakarta | XI MIPA 4 | 31

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Pohon Kesendirian

1 Desember 2020   17:25 Diperbarui: 1 Desember 2020   21:58 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hey Puchi, apa kau mau melihat koleksi kelerengku?” Puchi hanya diam menatap Sue. “Aku tidak membawa seluruh toples, tapi ada beberapa yang kusimpan di kantong celana ku.”

“Saat sedang sendirian, aku suka memilih kelereng dan membuat planet baru. Maukah kau membuat dunia baru denganku Puchi?” Puchi mengangguk. “Baiklah, bagaimana dengan yang  ini. Aku menemukan kelereng ini dibawah pohon tadi pagi. Kurasa pohon itu memberikanku hadiah. Kelereng ini indah dan memiliki warna amber,” Lanjut sue.

“Menurutku, di planet ini terdapat sebuah pohon yang sangat besar. Pohonnya sangat sangat besar, dan semua orang hidup di dalam pohon itu. Dan didalamnya terdapat ruang minum teh yang terbalik! Kau dapat memanjat ke langit langit untuk duduk dan minum teh, dan tehmu bahkan tidak akan tumpah!”

“Woof Woof!” gonggong Puchi. “Kau ingin membuat planetmu sendiri Puchi?” “Woof Woof!” “Oke, Seperti apa planetmu?” “Woof Woof Woof!” “Sebuah planet Bakery anjing dan kucing? Itu ide yang hebat! Aku akan senang berkunjung ke planet itu”

“Baiklah Puchi aku harus pulang, kita akan bertemu di tempat biasa besok.” Sue lalu memasukkan kembali kelerengnya kedalam kantong dan keluar dari tempat persembunyian. Tak lama kemudian, Puchi pun keluar dan kembali ke tempat ia biasa menetap.

Keesokan sorenya, langit tampak indah dengan gradien warna oranye yang tampak melukis diatas awan. Puchi terduduk sendirian di bawah pohon rindang tempat biasa mereka bertemu. Tak lama kemudian Sue datang, tapi kali ini berbeda. Sue datang dengan wajah sedih penuh air mata. 

Puchi pun terduduk dengan  wajah bingung. Sue kemudian menghampiri Puchi. “Dia pergi…” Puchi hanya diam. “Dia membawa barang barangnya dan pergi begitu saja. Dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal.” Sue kemudian duduk di tanah.

“Puchi…, apakah menurutmu dia orang yang tidak baik?” Puchi tidak bersuara, Ia hanya berjalan ke pangkuan Sue dan merebahkan kepalanya. “Puchi…, apakah menurutmu dia tidak peduli denganku? Dengan ibuku? Apakah dia pergi karena dia takut? Atau dia pergi karena dia tidak lagi menyayangiku?” Sue menangis, Ia memeluk Puchi dengan erat. Suasana menjadi sunyi, hanya terdengar hembusan angin dan desak tangis.

Sue menghapus air mata dari wajahnya dan kemudian menatap Puchi. “Puchi, aku membuatkan sesuatu untukmu.” Sue kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah kalung anjing. “Aku buatkan kalung anjing ini untukmu, dengan ini maka semua orang akan tahu bahwa ada orang yang menyayangimu dan peduli denganmu. Aku akan selalu ada disana untukmu Puchi, aku berjanji.” Sue kemudian mencoba memasangkan kalung itu di leher Puchi.

“Ya Ampun, sepertinya aku membuat kalung ini terlalu kecil, tapi tak apa aku bisa memperbaikinya.” Puchi menggonggong senang. “Baiklah Puchi, aku harus pulang cepat hari ini. Aku harus membantu ibuku menyelesaikan sesuatu.” Sue bangkit dari duduknya dan berjalan menjauhi Puchi, tetapi berhenti setelah 5 langkah, lalu, lalu melihat ke arah Puchi.  “Puchi… Kau adalah teman terbaik ku,” Ucap sue.  Ia lalu melanjutkan langkahnya dan berjalan pulang.

Keesokan harinya, Sue tidak pergi sekolah karena membantu ibunya untuk pindahan. “Ibu, kita tidak bisa pergi sekarang. Aku harus berbicara dengan temanku!” Kata Sue kepada ibunya, sambil membawakan kotak berisi barang barang dari kamarnya. “Ibu tahu pindah ke tempat yang baru itu sedikit mengerikan, tapi percayalah Sue… kau akan bertemu teman teman baru.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun