Â
****
Â
Kubuka kembali laman biru putih itu. Ada satu permintaan pertemanan dan satu pesan masuk.Hmm,,,Rania,,,rasanya aku belum pernah punya teman dengan nama itu. Aku konfirmasi ajakan pertemanannya. Selanjutnya kubuka kotak pesan masuk, Rania mengirim pesan,,,aku membacanya:
‘’Mba May,,,statusnya dalem banget,,,,pengalaman pribadi yah?’’
Ada rasa, rasa aneh membaca pesan Rania. Ada sesuatu, sesuatu yang kurang beres, instingku berkata. Tapi masihkah bisa kupercayai instingku padahal dia telah mengkhianatiku waktu aku menyetujui permintaan Hang untuk menjadi pacarnya. Ohh, dear insting, janganlah kau khianati aku kali ini,,,aku mohon, demam dihatiku belum juga sembuh, kalau kau tambah penyakit di hatiku ini, aku akan tambah menderita.
Aku aktifkan menu chat, terlihat Rania juga online.
‘’Mba, thanks yahh udah konfirm’’ Rania menyapaku.
‘’o,iya, sama-sama’’ kujawab pendek
‘’Mba,,,aku udah sering dengar nama mba’’
‘’Sering dengar?? Dari siapa?’’