‘’Maaf,,,,maafkan aku, aku salah’’ suara Hang seperti tercekat, mungkin egonya terlalu besar untuk mengakui kesalahannya sehingga mempengaruhi pita suaranya.
‘’Jadi,,,,??’’
‘’Iya, sudah setahun ini aku berpacaran dengan Lisda,,,’’ Hang kembali membuat pengakuan.
‘’Jadi,,,selama ini,,,kamu??’’ kata-kataku keluar tanpa mengindahkan kaidah bahasa lagi.
‘’Aku tahu aku salah, aku berniat memutuskan hubunganku dengan Lisda, tapi aku belum tega, ibunya baru saja meninggal’’
‘’Dan Nuri,,,??’’
‘’Aku menyayangi Nuri, aku berniat serius dengannya,,,,’’
‘’Jadi selama ini,,,,kamu mengkhianati mereka, dengan memberi janji-janji manismu padaku?’’
Hang cuma diam dan tertunduk. Aku merana dalam emosiku.
‘’May,,,aku tahu aku salah, dan aku minta maaf,,,tapi bolehkah aku minta tolong? Aku mohon padamu, tolong jangan sampai lisda dan Nuri tahu ini, tolong jangan sampai mereka kenal satu sama lain,,,’’
Hah, berani-beraninya dia minta tolong padaku di saat-saat seperti ini, setelah dia mengobrak-abrik kamar-kamar hatiku, memporakporandakan semua yang ada di kamar tersebut,,,huffff.