Mohon tunggu...
Susan Irma
Susan Irma Mohon Tunggu... -

menulis,,,ajang untuk pelampiasan rasa :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selingkuhan Diselingkuhi

14 Desember 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

‘’Hai, salam kenal juga. Bukan, aku bukan saudaranya Hang Ferdian. Aku calon istrinya,,,,mba teman satu kantor Kak hang yah?’’

Bruggggg,,,,kursi yang kududuki terasa ambruk, mataku nanar melihat layar komputer, tak sanggup lagi mebaca baris-baris berikutnya dari pesan yang ditulis oleh Lisda Ferdian,,,

 

****

Kejadian tadi mungkin tidak akan pernah terjadi seandainya aku bisa menahan sedikit saja dari rasa penasaranku. Benar, semua berawal dari rasa penasaranku pada sebuah nama pada account Facebook. Sebuah nama yang ada pada daftar teman salah satu temanku. Lisda Ferdian, nama perempuan itu .


Mengusikku untuk menjadikan dia teman dan mengirim pesan padanya kemarin sore.

‘’Eh, Lisda saudaranya Hang Ferdian yah? Nama belakangnya sama,,,Saya, May, teman Hang, salam kenal yah’’

Dan pesan dari Lisda kuterima pagi ini, dan karena pesan itu aku merasa kursiku terasa ambruk,,,,

 

****

 

‘’Maaf,,,,maafkan aku, aku salah’’ suara Hang seperti tercekat, mungkin egonya terlalu besar untuk mengakui kesalahannya sehingga mempengaruhi pita suaranya.

‘’Jadi,,,,??’’

‘’Iya, sudah setahun ini aku berpacaran dengan Lisda,,,’’ Hang kembali membuat pengakuan.

‘’Jadi,,,selama ini,,,kamu??’’ kata-kataku keluar tanpa mengindahkan kaidah bahasa lagi.

‘’Aku tahu aku salah, aku berniat memutuskan hubunganku dengan Lisda, tapi aku belum tega, ibunya baru saja meninggal’’

‘’Dan Nuri,,,??’’

‘’Aku menyayangi Nuri, aku  berniat serius dengannya,,,,’’

‘’Jadi selama ini,,,,kamu mengkhianati mereka, dengan memberi janji-janji manismu padaku?’’

Hang cuma diam dan tertunduk. Aku merana dalam emosiku.

‘’May,,,aku tahu aku salah, dan aku minta maaf,,,tapi bolehkah aku minta tolong? Aku mohon padamu, tolong jangan sampai lisda dan Nuri tahu ini, tolong jangan sampai mereka kenal satu sama lain,,,’’

Hah, berani-beraninya dia minta tolong padaku di saat-saat seperti ini, setelah dia mengobrak-abrik kamar-kamar hatiku, memporakporandakan semua yang ada di kamar tersebut,,,huffff.

‘’Aku mohon,,,’’

 Aku hanya memandangnya dan kuhadiahkan dia senyuman basi.

 

 **** 

Kuperbaharui status FB ku 

‘Kalau untuk menyelamatkan sesama dan tujuan yang lebih besar & mulia, kenapa harus takut berkata jujur’ .

 

****

 

Hang Ferdian, laki-laki yang empat bulan belakangan ini rajin menyambangiku, mengirimiku sms, menelponku, memberiku kata-kata mesra dan menjanjikan mimpi-mimpi indah masa depan.Sekarang aku tahu, ternyata aku tak pantas mempercayai kata-katanya. Ada rasa sedih, kesal dan marah. Dua rasa terakhir lebih menguasai. Marah dan kesal karena aku merasa dibohongi mentah-mentah. Tidak terbayang sebelumnya kalau aku akan menjadi seorang selingkuhan. Ah,,selingkuhan sungguh tidak enak mendengarnya.  Perasaan aku sudah begitu berhati-hati melangkah. Sebelum aku membuka hati untuk menerima Hang sebagai teman dekat, pacar, atau apalah istilahnya,,,aku sudah menyelidikinya, mewawancarainya. Tapi ternyata, aku kurang lihai untuk menjadi seorang detektif, padahal berapa banyak sudah buku-buku serta cerita-cerita detektif yang kubaca. Pun film-film detektif yang kutonton.


Ternyata itu tidak menjadikanku seorang detektif.  Aku terpedaya. Hubungan kami kuakhiri malam itu, saat dia mengakui hubungannya dengan Lisda dan Nuri.

 

****

 

Seperti HP yang belum di charge, tubuhku lemas, tidak ada gairah hidup, tidak ada selera makan, tidak ada selera mandi,,,,ahhh,,,kenapa penyakit ini melandaku? Aku pernah terkena penyakit ini, dan aku sudah tahu rasanya seperti apa, harusnya aku lebih kuat, harusnya aku sudah imun,,,tapi kenapa masih saja aku menderita? Jangan-jangan sistem imunku sudah tidak berfungsi,,,hiks.Dengan rasa malas kubuka FB, ada beberapa notifikasi, kebanyakan memberi komentar dan jempol  pada statusku. Aku tidak tertarik. Tidak tertarik membalas komentar mereka. Tidak juga tertarik melihat status terbaru dari teman-temanku.

Dengan rasa malas, marah, kesal dan sakit hati kutulis status baru:

‘Ada perempuan yg bahagia ketika seorang laki-laki menyanjungnya, menjanjikan mimpi-mimpi indah sementara di saat yang sama dia juga melihat kalau laki-laki itu merendahkan & mencampakkan perempuan lain,,,Tidakkah ia berfikir jika laki-laki tersebut bisa melakukan hal yang sama kepadanya?Perempuan, berfikirlah dan pekalah terhadap perasaan sesama!’

 

****

Belakangan ada perasaan nyelekit, jauh disalah satu sudut kamar hatiku, ketika aku membuka FB, tapi tidak tahu mengapa, tetap saja aku melakukannya, membuka laman biru putih itu. Kecanduan atau penasaran dengan status terbaru dari Hang, Lisda atau Nuri? Entahlah,,,yang jelas setiap hari aku membukanya, melihat dinding mereka, melihat komentar mesra antara Nuri dan Hang di album foto mereka. Melihat Hang menyapa mesra Lisda di dinding FB Lisda.


Terbersit keinginan untuk memberi tahu Lisda dan Nuri, kalau secara tidak sadar mereka telah dibohongi dan diduakan, atau bahkan  di tigakan oleh Hang,,,tapi,,, kalau teringat permohonan Hang padaku untuk tidak memberi tahu Lisda dan Nuri, soal status mereka yang sama-sama dipacari Hang. Bagaimanapun sakit, marah dan kesalnya aku, aku tetap merasa bersalah jika tidak memenuhi permohonan Hang. Ah,,,cinta,,,mengapa dirimu membuatku tak berdaya untuk mengungkap arti kata jujur??

Tebayang-bayang penggalan nasehat dari seorang publik figur yang aku menjadi fansnya : ‘’,,,Suka atau tidak suka,kita harus melakukan sesuatuyang membaikkan perasaan dan keadaan,,,,’’

 

****

 

Kubuka kembali laman biru putih itu. Ada satu permintaan pertemanan dan satu pesan masuk.Hmm,,,Rania,,,rasanya  aku belum pernah punya teman dengan nama itu. Aku konfirmasi ajakan pertemanannya. Selanjutnya kubuka kotak pesan masuk,  Rania mengirim pesan,,,aku membacanya:

‘’Mba May,,,statusnya dalem banget,,,,pengalaman pribadi yah?’’

Ada rasa, rasa aneh membaca pesan Rania. Ada sesuatu, sesuatu yang kurang beres, instingku berkata. Tapi masihkah bisa kupercayai instingku padahal dia telah mengkhianatiku waktu aku menyetujui permintaan Hang untuk menjadi pacarnya. Ohh, dear insting, janganlah kau khianati aku kali ini,,,aku mohon, demam dihatiku belum juga sembuh, kalau kau tambah penyakit di hatiku ini, aku akan tambah menderita.

Aku aktifkan menu chat, terlihat Rania juga online.

‘’Mba, thanks yahh udah konfirm’’ Rania menyapaku.

‘’o,iya, sama-sama’’ kujawab pendek

‘’Mba,,,aku udah sering dengar nama mba’’

‘’Sering dengar?? Dari siapa?’’

‘’Hang’’

‘’Oooh,,,,Rania ini, temennya Hang?’’ hatiku berdegup lebih kencang

‘’hmm,,,’’

‘’Maksudnya,,,’Hmmm’,,,,saudaranya?’’ aku melanjutkan pertanyaanku.

‘’Bisa dibilang begitu,,,sodara, ketemu gede’’ Rania menjawab. 

Aku terhenyak,,,oh Tuhan,,,tenangkan diriku supaya bisa melanjutkan chattingku,,,,

‘’Pacarnya?’’

‘’Iyah,,,’’

‘’Oh,,,sejak kapan?’’

‘’ Dua bulan ini,,,O, ya Mba May,,sebenarnya aku hanya ingin menanyakan sesuatu sama mba May, boleh?’’

Aku sudah tidak perduli lagi dengan apa yang dtulis atau ditanyakan oleh Rania. Ada rasa senang menyelinap ditubuhku, di hatiku,,,ah, seperti ada energi baru.Syukurlah kali ini instingku bisa kuandalkan,,dia tidak mengkhianatiku,,,,horeee, aku senang,,,,!!Hahahaha,,,,ya aku senang dan ya aku merasa menang,,,,!!

 

Menemukan Rania sebagai kekasih (lagi) Hang adalah keuntungan buatku. Aku menyetujui permintaan Hang untuk tidak mebocorkan bahwa Hang punya pacar dua orang pada Lisda dan Nuri, dan aku pun di wanti-wanti Hang agar tidak memperkenalkan satu sama lain antara Lisda dan Nuri.Dan Rania? Hang tak pernah tahu kalau aku telah mengenal Rania. Hang tak pernah tahu kalau aku sudah tahu kalau Rania adalah pacarnya. Jadi hak ku, tanpa ada seorang pun yang bisa menghalangi, untuk memberi tahu Lisda maupun Nuri tentang hal ini,,,,

‘’,,,Suka atau tidak suka,kita harus melakukan sesuatuyang membaikkan perasaan dan keadaan,,,,’’

Ahh,,,tiba-tiba dunia terasa terang,,,,semangat kembali menyala,,,,pembalasan dimulai, dan aku berkata:

‘’Hang,,,aku siap bermain, aku sudah punya senjata, mari kita mulai permainan ini,,,,’’

(mungkin Bersambung)

 

Bogor, 14 Desember 2010

Susan Irma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun