"Besok kamu gantikan tugasku sebagai Pembawa Acara, ya! Pukul sembilan pagi acaranya dimulai. Ada sopir yang akan jemput kamu. Sore ini akan dikirim pakaian yang harus kamu kenakan untuk acara besok itu. Bisa, khan?"
Sudah beberapa kali mbak Antik memintaku seperti itu. Jika ada job bersamaan pasti salah satunya diberikan kepadaku. Di antara saudara-saudara yang lain, akulah yang sering diminta untuk menggantikan tugas mbak Antik sebagai Pembawa Acara suatu event seperti acara peresmian gedung, acara rapat tingkat kabupaten, acara pernikahan, atau acara keluarga seperti acara ulang tahun dan khitanan.
"Acaranya apa, mbak?"
Terdengar bunyi tut ... tut ... tut ... Itu berarti sudah putus. Mbak Antik sudah memutus teleponnya. Buru-buru aku menulis pesan WA. Aku harus segera mengetahui acara apa yang besok harus aku pandu urut-urutannya.
Tidak berapa lama, mbak Antik mengirimkan foto daftar susunan acara. Aku pelototi baris demi baris rangkaian acara yang besok harus aku baca dengan nada yang sesuai dengan situasi.
Setelah memahami rangkaian acara yang harus aku baca besok, aku diam sesaat untuk membayangkan suasana yang akan kuhadapi esok. Bermacam-macam tamu dengan pakain bagus-bagus akan aku saksikan. Ketika mereka melintas di depanku, akan tercium aroma parfum yang semerbak mewangi. Ada tamu pasangan suami istri dengan batik yang sama. Ada rombongan karyawan dengan seragam kerja. Ada tamu remaja-remaja tanggung dengan dandanan kekinian.
Tanda pesan masuk menyala di HP-ku. Sesaat aku biarkan. Aku masih menikmati bayangan menjadi MC. Berdiri di depan para tamu yang mengagumi pasangan pengantin. Mereka duduk mengitari beberapa meja bundar. Sebagain masih asyik makan. Sebagian lain duduk santai menikmati alunan live musik.
Tanda pesan masuk menyala lagi di HP-ku. Dengan ogah-ogahan kuraih dan kubuka. Adikku Dewi kirim pesan singkat.
"Sabtu siang besok makan siang ke acara pengantin, yuk! Saya dapat undangan di Gedung Graha Pemuda."
Pesan kedua aku baca. Isi kalimatnya hampir sama dengan pesan pertama. Pesan kedua tersebut berasal dari adik bungsu, Endang.
Untuk beberapa saat aku terdiam. Tiga saudaraku menunjuk tempat yang sama untuk kegiatan hari Sabtu. Mbak Antik memintaku untuk menggantikan menjadi MC pada acara resepsi pernikahan di Gedung Graha Pemuda. Adikku Dewi dan Endang mengajak datang sebagai tamu. Buru-buru aku buka lagi pesan WA dari Mbak Antik. Aku belum membaca dengan cermat nama pasangan pengantin yang akan melaksanakan resepsi esok. Baru saja kubaca sekilas nama pengantin itu.