"Itu kalau cara berfikir manusia mengacu pada titik sempit, Dik", teduh mata sang kakak menyakinkan Ritha, "dari 10 kebaikan itu, jadikan satu di antaranya di lihat oleh orang lain, sebagai syi'ar, Dik"
        "biarkan aku berbuat sesuatu untuk sahabat-sahabat terbaikku".
....................................................................................................
       Hingar bingarnya dunia sudah tergantikan dengan berguguranya dedaunan nan kuning di ujung pekarangan sekolah, sengatan sinar matahari telah mampu melenyapkan titik-titik embun di ujung dedaunan. Angin sepoi yang teramat din anti sebagian mahluk sudah tidak terasa lagi menrayu kulit nan lembut, saat itulah seakan dunia bak beraroma pahit menyengat dan merasuk dalam kehidupan Ritha, yang sedari tadi hanya mampu duduk termenung melihat tingkah polah kedua sahabatnya, yah, dia hanya mampu menatap dalam senyap. Ingin rasanya kakiya bergerak mendekat, namun dia tidak akan sanggup untuk menerima cercaan yang akan keluardari kedua bibir sahabatnya itu, "Tuhan, aku ingin bercanda seperti dulu lagi", desah Ritha yang sudah tidak mampu lagi membendung rintik hujan di kedua matanya, "akankah aku tidak bisa menikmati kebersamaan dengan mereka walaupun sekejap?"
       "Woy...minggir dong, gantian!", teriak Mitha di antara riuh rendahnya suara siswa yang melihat pengumuman kelulusan masuk Perguruan Tinggi, "minggir, minggir, minggir!", tangan Mitha ikut menyibak kerumunan para siswa.
       "Hah, Sial!"
       "Ada apa, Mitha?", sergah Retha yang ekor matanya sedari tadi sibuk mencari namanya di papan pengumuman.
       "Aku lulus, tapi bukan di Perguruan Tinggi pilihan pertama", gerutunya, "kamu sendiri bagaimana, Tha?"
       "Belum ketemu juga namaku, Mith"inya
       "Sini, aku bantu mencarinya", Mitha yang tad menggerutu malah ikut-ikutan memelototi satu persatu barisab nama di papan pengumuman, "ketemu, ini!!", teriak Mitha bak suara petirdi telinga Retha, sambil ujung jarinya enunjuk pada barisan hampir terahir di papan pengumuman.
       "Tapi....", menggantung suara Mitha