Mohon tunggu...
Sumadi Sumadi
Sumadi Sumadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Olahraga Offecial sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didi di Sekolah Dasar Negeri 29 Roangan Kecamatan Mempawah Hulu

18 Februari 2024   19:49 Diperbarui: 18 Februari 2024   20:50 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK 

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 ROANGAN KECAMATAN MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK

Disusun Oleh 

Sumadi, S. Pd

NIM. F4301231732

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Bansir laut Pontianak Tenggara Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat TAHUN 2023

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pengerjaan  Laporan Best Practices. Laporan ini merupakan sebagai laporan tugas akhir menyelesaikan kegiatan PPG dan telah menyelesaikan kegiatan PPL siklus 1 dan siklus 2

Untuk itu saya sebagai guru produktif di SDN 29 Roangan yang mengikuti PPG membuat laporan best practice guna memenuhi tugas PPG di LPTK Universitas Tanjungpura Pontianak. Didalam modul ajar ini tercantum uraian situasi, tantangan, aksi dan refleksi kegiatan PPG. Dengan terselesaikannya Laporan Best Practices ini saya sampaikan terimakasih kepada:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang sudah memberikan kesempatan saya mengikuti PPG DALJAB sehingga dapat membuat Laporan Best Practices.

Dosen Kelompoa A PPL PPG DALJAB LPTK Universitas Tanjungpura Pontianak, yang sudah memberikan kesempatan untuk melaksanakan PPL.

Dosen Pembimbing PPG, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam membuat Laporan Best Practices.

Guru Pamong PPG, yang telah memberikan saran terbaik dalam membuat Laporan Best Practices.

Pengawas Pembina Sekolah Dasar yang telah memberi kesempatan dalam membuat Laporan Best Practices.

Rekan Guru di Sekolah maupun diluar Sekolah yang memberikan saran terbaiknya.

Teman-teman seperjuangan diangkatan 3 PPG DALJAB tahun 2023

Istri dan anak-anak ku yang selalu memberi semangat dalam segala kegiatan pelaksanaan PPG.

Orangtua serta keluarga yang memberikan dukungan moril dan materi kepada saya dalam Membuat Laporan Best Practices.

Peserta didik kelas IV SDN 29 Roangan yang telah mendukung saya selama kegiatan PPG.

Laporan Best Practices ini masih jauh dari kesempurnaan saya harap pembaca khususnya rekan guru sejawat dapat mengkritisi lebih lanjut apa yang menjadi kurang dalam Laporan Best Practices demi kesempurnaan dalam melaksanakan kegiatan PPG. Penyusun juga tidak membatasi untuk dapat menggunakan Laporan Best Practices sebagai referensi.

Landak,

                     Hormat saya,

               

                                                                                                Penyusun

PENDAHULUAN 

  • Menjadi guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih model pembelajaran yang efektif (Fathorrahman, 2018; Kadir, 2018).
  • Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiaberjemurpembelajaran mungkin memerlukan pendeketan dan model yang berbeda denganpembelajaran lainnya. Guru kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memilikiBerbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran(Nofriyanti &Nurhafizah, 2019; Rosmawati dkk., 2020).Beberapa cara untuk menjaga kualitaspembelajaran, antaralainnya adalah dengan cara mengembangkan kecerdasan emosi (emosionalhasil bagi), mengembangkan kreativitas (hasil bagi kreativitas)dalam pembelajaran,mendisiplinkan peserta didik dengan ucapan kasih sayang, membangkitkan gairah belajar,Memecahkan masalah,mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan peserta didik dalamproses pembelajaran(Widyaningrum, 2018).Terdapat berbagai macamcara yang dapatdilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salahsatunya adalah dengan carapeningkatan kualitas pembelajaran(Puyada & Putra, 2018).Peningkatan kualitasSpembelajarsebuah dapat dilakukan dengan cara pembaharuanmodel pembelajaran.Model pembelajaran merupakan variabel manipulatif, yang manasetiap gurumemiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuaidengan karakteristik materi pelajarannya(Nugraha dkk., 2021).Model pembelajaranmemiliki fungsisebagai instrumen yang membantu atau memudahkan siswa dalammemperoleh sejumlah pengalaman belajar(Jayul & Irwanto, 2020; Saputro & Rahayu, 2020).Pengembangan model pembelajarandalam konteks peningkatan perolehan hasil belajarsiswa perlu diupayakan secara terus menerus dan bersifat komprehensif(Alan & Afriansyah,2017; Syahid dkk., 2021).Fungsimodel pembelajaranadalah sebagai pedoman bagipengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran(Jayul & Irwanto, 2020; Rohana,2020; Supardi, 2022).Hal inimenunjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalampembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajarantersebut(Hawa dkk.,2021).Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedomanbagi para perancangpembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajarmengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai(Abarang & Delviany, 2021;Handayani, 2021; Tabroni dkk., 2022)

Untuk mengatasi permasalahan seperti yang terlah diuraikan diatas, penulis mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan metode Diskusi kelompok, berbantuan media Power Point (PPT) dan vidio pembelajaran. Adapun alasan pemilihan model PBL sebab penulis menganggap bahwa model pembelajaran PBL merupakan tekhnis yang cukup bagus untuk memahami isi pembelajaran, sehingga bisa menjadi model yang menyenangkan dan disukai peserta didik, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik sehingga dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan kelebihan PBL yaitu pembelajaran lebih bermakna, peserta didik dapat mengintgrasikan pengetahuan dan keterampilan serta mengapikasikan dalam konteks yang relevan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam kerja kelompok. 

Adapun tantangan yang dihadapi dalam penerapan model PBL dalam pembelajaran hukum Archimedes yaitu: a) Perubahan pendekatan pembelajaran yang belum femiliar baik bagi pendidik maupun peserta didik sehingga dalam pelaksanaannya masih terasa canggung dan penuh kehati-hatian, b) Proses penilaian yang kurang akurat atau subjektivitas dalam tahapan kegiatan meskipun sudah melibatkan guru fisika lain dengan menggunakan rubrik penilaian. c) Keterbatasan waktu untuk membimbing peserta didik dalam mengeksplorasi dan membentuk pengetahuannya karena waktu untuk menyesuaikan antara tiap sintaks pembelajaran yang terbatas d) Keterbatasan kemampuan dalam penguasaan dan pengimplementasian IT dalam pembelajaran e) Keterbatasan Listrik, hal ini disebabkan karena sekolah hanya menggunakan sumber arus Listrik dari PLN.

 

PEMBAHASAN 

Solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada penerapan inovasi pembelajaran diantaranya adalah: menyediakan RPP / modul ajar dan PPT yang berisi runtutan kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk mengatasi penilaian bersifat subjektif, yaitu melaksanakan pembelajaran sekaligus melaksanakan penilaian peserta didik. Dan untuk mengatasi kerterbatasaan waktu dapat melakukan bimbingan langsung kepada peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sehingga tahap berpikir peserta didik lebih terarah.

 Upaya lain yang saya lakukan untuk mengatasi keterbatasan penguasaan dan pengimplementasian IT dalam pembelajaran adalah dengan mencari dan mengunduh vidio pembelajaran yang singkat tapi bermakna terlebih dahulu, sedangkan untuk mengatasi keterbatasan Listrik Solusi yang yang bisa diambil adalah dengan membagikan vidio pembelajaran kepada peserta didik dan meminta mereka mengamati langsung vidio pembelajaran tersebut dari laptop.

Lokasi                                     : SDN 29 Roangan

Tujuan yang ingin dicapai      : Tujuan Umum: 

Menciptakan konsep pembelajaran abad 21 pada kurikulum merdeka dengan pembelajaran yang lebih interaktif, komunikatif dan menciptakan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.

Tujuan Khusus: 

Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran.

Meningkatkan motivasi guru dalam menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif.

Meningkatkan pemerataan kemampuan peserta didik dalam memahami materi.

Menciptakan kelas yang aktif, kondusif dan nyaman.

Penulis                                    : Sumadi, S. Pd

Tanggal                                   : Selasa, 23 Januari 2024

Situasi:

Kegiatan Aksi PPL siklus 1 dan 2 dilaksanakan di SDN 29 Roangan yang bertempat di Dusun Suka Damai Desa Parigi Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Sekolah yang memiliki berbagai kekurangan Gedung, sarana prasarana, akses jalan yang sulit. Pada tahun ajaran baru ini sekolah kami menerapkan kurikulum merdeka, selaras dengan pembelajaran abad 21 yang terintegrasi antara kemampuan guru dengan pemanfaatan teknologi serta kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran. dan pembentukan karakter anak bangsa yang terbentuk dengan profil pelajar pancasila. Sehingga untuk dapat menciptakan itu semua perlu diadakan identifikasi masalah yang muncul di SDN 29 Roangan dengan sampel yaitu siswa kelas IV yang dilaksankan identifikasi.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: 

1. Kemampuan membaca dan pemahaman peserta didik belum optimal dalam pembelajaran.

Guru belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik.

Sebagian peserta didik tidak memahami penjelasan Guru.

Proses pembelajaran belum optimal.

Guru belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas.

Guru masih mengajar menggunakan metode klasik yang cenderung membuat pembelajaran monoton yang menyebabkan peserta didik cepat bosan.

Peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.

Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif belum maksimal. Terutama pemanfaatan teknologi.

Peserta didik sulit memahami materi.

Daya serap peserta didik terkait materi yang diberikan oleh guru tidak sama.

Sebagian peserta didik mengeluh belum memahami materi.

Peserta didik membentuk kelompok belajar sesuai keinginannya sendiri.

Sebagian besar peserta didik membuat kelompok belajar sendiri.

Terdapat beberapa kelompok peserta didik yang menyebabkan keramaian di dalam kelas.

Suasana belajar monoton tanpa adanya selingan yang membangkitkan semangat belajar.

Dari beberapa latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan bahwa belum terenciptanya konsep pembelajaran abad 21 pada kurikulum merdeka dengan pembelajaran yang lebih interaktif, komunikatif dan menciptakan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik di SDN 29 Roangan yaitu yang pertama efektivitas membaca peserta didik belum maksimal dalam pembelajaran. Kedua, proses pembelajaran belum optimal, ketiga peserta didik sulit memahami materi. Dan keempat, yaitu peserta didik membentuk kelompok belajar sesuai keinginannya sendiri. Sehingga diperlukan peningkatan pembelajaran yang harus diperbaiki oleh guru.

 

Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat besar dalam proses layanan/pembelajaran yaitu: 

Menurut saya praktik baik ini penting untuk

dibagikan karena saya berpikir dan yakin, banyak guru yang memiliki permasalahan yang tidak jauh berbeda bahkan sama dengan saya. Selain itu, dengan dibagikannya praktik baik ini orang lain dapat memberikan masukan, kritik dan saran demi kebaikan di masa mendatang. 

 

Yang menjadi peran tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu: 

Dalam hal ini saya berperan sebagai guru yang bertanggungjawab melaksanakan pembelajaran secara efektif dengan model, metode, dan media yang bersifat inovatif memanfaatkan teknologi, memandang pentingnya memperhatikan perbedaan pada setiap karakter peserta didik sesuai konsep pembelajaran abad 21, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan

Tantangan:

Yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan yaitu: 

Persiapan kelas yang sesuai dengan harapan yaitu bersih, pencahayaan bagus, keluasan kelas standart.

Persiapan peserta didik.

Media pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Masih ada peserta didik yang kurang lancar membaca dan kurang aktif dalam kelompoknya.

Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk presentasi hasil kerjanya.

Terkadang peserta didik merasa ngantuk saat guru menjelaskan.

Mengkondisikan peserta didik sesuai konsep pembelajaran, terkadang membutuhkan waktu.

 

Yang terlibat dalam kegiatan yaitu: 

Seluruh rekan sejawat Di SDN 29 Roangan telah memberikan ijin menggunakan fasilitas sekolah yang ada dalam proses PPG ini untuk saya melaksanakan PPL siklus 1 dan siklus 2, Dan selalu memberikan saran, masukan dan evaluasi pada kegiatan PPL walaupun tidak secara langsung.

Keluarga tercinta secara tidak langsung ikut terlibat dengan saya meminta do’a selama proses PPG, tidak terkecuali dalam PPL siklus 1 dan siklus 2

Aksi:

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah: 

Langkah yang saya lakukan adalah dimulai dengan melaksanakan wawancara kepada pengawas sekolah, guru profesional, dan rekan sejawat yang mengajar di SDN 29 Roangan. Mendiskusikan mengenai masalah yang telah saya identifikasi hingga mencari solusi yang sesuai dengan masalah yang muncul.

Kemudian menemukan solusi untuk mengatasi ke empat masalah yang saya temukan di SDN 29 Roangan yaitu:

Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Modul Ajar, LKPD, Media, dan Bahan Ajar dalam pembelajaran.

Melaksanakan penilaian awal, formatif, dan sumatif berupa posttest.

Meningkatkan penggunaan model pembelajaran inovatif: PBL (Problem Based Learning)

Menggunakan pendekatan TPACK dan saintifik dengan metode tanya jawab, pengamatan, diskusi, literatur, presentasi.

Menyiapkan ruangan sebagai tempat pelaksanaan aksi PPL siklus 1 dan siklus 2, LCD, slide, materi, Modul Ajar, LKPD.

Konfirmasi kepada pengawas sekolah, guru professional, rekan guru, peserta didik terkait jadwal pelaksanaak aksi PPL siklus 1 dan siklus 2.

Meminta bantuan rekan sejawat (Bapak Riduan sebagai observer dan Bapak Susanto, S.Pd Selaku tim kameramen).

Adapun proses pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 

Kegiatan pembelajaran

Guru meminta peserta didik untuk mengamati teks bacaan

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Peserta didik memutar video yang sudah disediakan

Peserta didik membaca bahan materi yang sudah disediakan

Peserta didik melaksanakan pembelajaran mandiri ditunjang dengan mencari sumber literatur dari buku. 

Peserta didik membentuk kelompok dan mendiskusikan serta mendokumentasikan hasil dari diskusi dalam bentuk analisis di lembar kerja.

Peserta didik mengerjakaan LKPD secara berkelompok

Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelomok didepan kelas

Guru memberikan evaluasi hasil perbandingan video dan teks bacaan oleh peserta didik

 

Kegiatan pembelajaran tatap muka Kegiatan Pembukaan: 

A. Orientasi peserta didik pada masalah 

Peserta didik dan Guru memulai dengan berdo’a bersama.

Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.

Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

Peserta didik diberikan penjelasan bahwa selama pertemuan ke depan akan mengikuti pembelajaran secara tatap muka, dan materi hari ini adalah jenis layanan dan fasilitas pada pelayanan kesehatan. Dengan demikian peserta didik diminta untuk menyiapkan hasil diskusi kelompok secara mandiri.

Peserta didik menyimak Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:

  • Apa yang kalian ketahui tentang Pahlawan?
  • Dimana kalian bisa melihat gambar Pahlawan?

Apakah kalian pernah mendengar tentang Pahlawan?

Apakah kalian pernah mendengar puisi?

Apa saja yang kalian lihat lewat gambar yang ditayangkan?

Kegiatan Inti: 

B. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 

Peserta didik duduk sesuai kelompok yang sudah dibentuk dalam pengerjaan LKPD sebelumnya.

Peserta didik menyiapkan hasil mengidentifikasi fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat pertama. Kedua, dan ketiga.

C. Membimbing dan mengarahkan kegiatan diskusi kelompok 

Guru membimbing peserta didik diskusi pemantapan tentang  fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat pertama. Kedua, dan ketiga. Dengan melaksanakan studi literatur di internet.

Guru mengarahkan dan memotivasi peserta didik yang pasif dalam diskusi kelompok.

 

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 

Guru menentukan proses presentasi hasil diskusi.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan analisis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Kedua, dan ketiga dengan komunikasi yang baik dan penuh antusias.

Peserta didik yang lain memberikan tanggapan terhadap presentasi temannya dengan cermat dan lugas.

Peserta didik menerima tanggapan dari peserta didik lain dan guru.

Guru memberikan reward dan penguatan pada pendapat kelompok yang benar.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 

Guru mengklarifikasi hasil diskusi dan analisis peserta didik.

Peserta didik membuat simpulan terkait dengan materi yang dipelajari pada hari ini dengan penuh antusias, cermat dan tepat.  Kegiatan Penutup 

Refleksi Peserta Didik:

Peserta didik dapat menannyakan hal yang tidak dipahami kepada guru.

Peserta didik mengkomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan LKPD.

Peserta didik menerima penilaian/refleksi hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan beberapa pertanyaan:

Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini?

Apa yang Anda lakukan untuk memperbaiki hasil belajar Anda?

Dengan pembelajaran hari ini, hidup saya lebih bermakna. (ya/tidak)

Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

Peserta didik menyimak rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Peserta didik mengerjakan posttest.

Guru memberikan kesimpulan terkait dengan materi hari ini. Sambil memberikan LKPD 3 untuk pertemuan berikutnya.

Peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan

“Doa” dan salam penutup.

 

Refleksi Guru: 

Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?

Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?

Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran? 

Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik? 

Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini? 

Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?

Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan kompetensi?

 

Pihak yang terlibat adalah sebagai berikut: 

Rekan sejawat Guru SDN 29 Roangan Bapak Riduan, sebagai observer.

Teman sejawat Guru SDN 29 Roangan Bapak Susanto, S.Pd, sebagai tim kameramen.

Peserta didik kelas IV SDN 29 Roangan

Refleksi dan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil observasi, serta penilaian yang dilakukan adapun dampaknya adalah sebagai berikut:

Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama pembelajaran.

Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan permasalahan pada LKPD dengan baik.

Hasil nilai posttest juga terlihat bahwa peserta didik mampu memperoleh nilai atau predikat yang baik. 

Mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dengan melaksanakan role play atau bermain peran.

Merasa bahagia dan semangat serta tidak jenuh dengan adanya kegiatan ice breaking di setiap pembelajaran.

Tertanam sikap pelajar pancasila dengan beberapa kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, baik dari segi beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME ditunjukkan dengan selalu berdoa setiap awal dan akhir pelajaran, berakhlak mulia ditunjukkan dengan menghargai perbedaan pendapat ketika diskusi kelompok, berwawasan global yaitu ditunjukkan dengan keterbukaan pemikiran mencari litertaur di internet, berkolaborasi antar teman, kreativ dalam mengerjakan tugas maind map, dan kritis dalam mengerjakan pretest maupun posttest.

 

Efektivitas hasil 

Hasil dari kegiatan ini sangat efektif karena menunjukkan perbaikan dalam berbagai hal salah satunya yaitu terjadi peningkatan nilai pada penilaian sumatif posttest dari PPL siklus 1 hingga 2.

Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 

Respon dari peserta didik: peserta didik sangat antusias dan semangat mengikuti proses pembelajaran.

Respon dari rekan guru: Rekan guru menyambut sangat baik dengan apa yang sudah dilakukan terkait dengan strategi ini karena secara tidak langsung memberikan motivasi kepada mereka untuk melakukan hal yang sama demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Dan secara tidak langsung pembelajaran PBL sangat bagus dilaksanakan dengan dampat meningkatkan literati digital peserta didik.

Respon teman sejawat sangat mendukung dengan langkah-langkah serta strategi yang saya pakai, mereka berharap agar kami semua terus berinovasi dalam menyajikan materi kepada peserta didik dengan lebih inovatif dan kreatif.

Yang         menjadi        faktor         keberhasilan        atau 

ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah

Secara garis besar kegiatan aksi ini berhasil adapun faktorfaktor penyebabnya adalah:

Perencanaan yang terukur.

Perangkat pembelajaran yang lengkap.

Fasilitas yang ada di sekolah.

Dukungan dari rekan-rekan guru dan kepala sekolah

Kerja sama yang baik yang ditunjukkan oleh peserta didik.

Ada beberapa kekurangan antara lain: 

Pengelolaan     waktu saat      pendahuluan    perlu ditingkatkan.

Suara guru ketika mengajar perlu ditingkatkan.

 

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik maka perlu dilakukan analisis permasalahan yang dialami oleh peserta didik, menganalisis solusi, membuat perencanaan dengan baik dan matang serta pada aksi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah dirancang.

 

 

  • KESIMPULAN 

Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan, penerapan model PBL pada pembelajaran tema 6 subtema 2 dikelas IV menunjukkan dampak yang positif yaitu adanya peningkatan hasli belajar, peserta didik lebih antusias didalam mengikuti pembelajaran dikarenakan permasalahan yang disajikan lebih kontekstual.

Penerapan model PBL (Problem Based Learning) lewat vidio pembelajaran pada materi tema 6 subtema 2 di SDN 29 Roangan menunjukan hasil yang positif. oleh karena itu, model PBL dapat dijadikan alternatif Solusi untuk pembelajaran yang efektif dalam Upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/view/36230/19210

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun