Landak,
           Hormat saya,
       Â
                                                Penyusun
PENDAHULUANÂ
- Menjadi guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih model pembelajaran yang efektif (Fathorrahman, 2018; Kadir, 2018).
- Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiaberjemurpembelajaran mungkin memerlukan pendeketan dan model yang berbeda denganpembelajaran lainnya. Guru kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memilikiBerbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran(Nofriyanti &Nurhafizah, 2019; Rosmawati dkk., 2020).Beberapa cara untuk menjaga kualitaspembelajaran, antaralainnya adalah dengan cara mengembangkan kecerdasan emosi (emosionalhasil bagi), mengembangkan kreativitas (hasil bagi kreativitas)dalam pembelajaran,mendisiplinkan peserta didik dengan ucapan kasih sayang, membangkitkan gairah belajar,Memecahkan masalah,mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan peserta didik dalamproses pembelajaran(Widyaningrum, 2018).Terdapat berbagai macamcara yang dapatdilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salahsatunya adalah dengan carapeningkatan kualitas pembelajaran(Puyada & Putra, 2018).Peningkatan kualitasSpembelajarsebuah dapat dilakukan dengan cara pembaharuanmodel pembelajaran.Model pembelajaran merupakan variabel manipulatif, yang manasetiap gurumemiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuaidengan karakteristik materi pelajarannya(Nugraha dkk., 2021).Model pembelajaranmemiliki fungsisebagai instrumen yang membantu atau memudahkan siswa dalammemperoleh sejumlah pengalaman belajar(Jayul & Irwanto, 2020; Saputro & Rahayu, 2020).Pengembangan model pembelajarandalam konteks peningkatan perolehan hasil belajarsiswa perlu diupayakan secara terus menerus dan bersifat komprehensif(Alan & Afriansyah,2017; Syahid dkk., 2021).Fungsimodel pembelajaranadalah sebagai pedoman bagipengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran(Jayul & Irwanto, 2020; Rohana,2020; Supardi, 2022).Hal inimenunjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalampembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajarantersebut(Hawa dkk.,2021).Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedomanbagi para perancangpembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajarmengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai(Abarang & Delviany, 2021;Handayani, 2021; Tabroni dkk., 2022)
Untuk mengatasi permasalahan seperti yang terlah diuraikan diatas, penulis mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dengan metode Diskusi kelompok, berbantuan media Power Point (PPT) dan vidio pembelajaran. Adapun alasan pemilihan model PBL sebab penulis menganggap bahwa model pembelajaran PBL merupakan tekhnis yang cukup bagus untuk memahami isi pembelajaran, sehingga bisa menjadi model yang menyenangkan dan disukai peserta didik, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik sehingga dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan kelebihan PBL yaitu pembelajaran lebih bermakna, peserta didik dapat mengintgrasikan pengetahuan dan keterampilan serta mengapikasikan dalam konteks yang relevan, meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam kerja kelompok.Â
Adapun tantangan yang dihadapi dalam penerapan model PBL dalam pembelajaran hukum Archimedes yaitu: a) Perubahan pendekatan pembelajaran yang belum femiliar baik bagi pendidik maupun peserta didik sehingga dalam pelaksanaannya masih terasa canggung dan penuh kehati-hatian, b) Proses penilaian yang kurang akurat atau subjektivitas dalam tahapan kegiatan meskipun sudah melibatkan guru fisika lain dengan menggunakan rubrik penilaian. c) Keterbatasan waktu untuk membimbing peserta didik dalam mengeksplorasi dan membentuk pengetahuannya karena waktu untuk menyesuaikan antara tiap sintaks pembelajaran yang terbatas d) Keterbatasan kemampuan dalam penguasaan dan pengimplementasian IT dalam pembelajaran e) Keterbatasan Listrik, hal ini disebabkan karena sekolah hanya menggunakan sumber arus Listrik dari PLN.
Â
PEMBAHASANÂ
Solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada penerapan inovasi pembelajaran diantaranya adalah: menyediakan RPP / modul ajar dan PPT yang berisi runtutan kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk mengatasi penilaian bersifat subjektif, yaitu melaksanakan pembelajaran sekaligus melaksanakan penilaian peserta didik. Dan untuk mengatasi kerterbatasaan waktu dapat melakukan bimbingan langsung kepada peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sehingga tahap berpikir peserta didik lebih terarah.
 Upaya lain yang saya lakukan untuk mengatasi keterbatasan penguasaan dan pengimplementasian IT dalam pembelajaran adalah dengan mencari dan mengunduh vidio pembelajaran yang singkat tapi bermakna terlebih dahulu, sedangkan untuk mengatasi keterbatasan Listrik Solusi yang yang bisa diambil adalah dengan membagikan vidio pembelajaran kepada peserta didik dan meminta mereka mengamati langsung vidio pembelajaran tersebut dari laptop.