Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan 5 Sekawan ala Kampung

17 Juli 2024   10:09 Diperbarui: 17 Juli 2024   10:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Bimo dengan cemas.

"Kita harus tetap tenang. Kita perlu menemukan cara untuk keluar dari sini dengan aman," jawab Raka, meskipun dalam hatinya juga penuh ketakutan.

Anak-anak berdebat tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Rasa takut, penasaran, keberanian, dan keinginan untuk menjelajah semuanya bercampur aduk dalam pikiran mereka. Namun, mereka tahu bahwa mereka harus tetap bersatu dan menggunakan akal serta keberanian mereka untuk menghadapi semua tantangan dan makhluk aneh yang mengintai di alam semesta tersembunyi ini.

Dengan hati yang penuh ketegangan, mereka melangkah keluar dari gua, siap untuk menghadapi petualangan berikutnya, apa pun yang menanti mereka di kegelapan itu. Mereka tahu bahwa hanya dengan persatuan dan keberanian, mereka bisa menemukan jalan keluar dan mengungkap semua misteri alam semesta tersembunyi ini.

Setelah keluar dari gua kecil, anak-anak itu terhenti oleh sebuah pemandangan yang tak terduga. Di depan mereka, langit malam bersinar dengan bintang-bintang yang lebih terang dari sebelumnya. Tanah di sekitar mereka tampak berubah, seolah-olah mereka telah berpindah ke dunia lain yang penuh dengan keajaiban dan misteri.

"Tunggu... ini bukan tempat yang sama dengan yang kita masuki tadi," kata Mira dengan kebingungan di suaranya.

"Sepertinya kita sudah berpindah ke dimensi lain," tambah Sari, matanya terpaku pada bintang-bintang yang berputar di langit.

Mereka mulai berjalan menyusuri jalan setapak yang terbentang di depan mereka, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Jalan itu membawa mereka ke sebuah desa kecil yang tampak seperti telah tertidur selama berabad-abad. Rumah-rumah tua, jalanan berbatu, dan taman-taman yang penuh dengan tanaman aneh menciptakan suasana yang magis.

"Saya merasa seperti dalam cerita dongeng," kata Bimo dengan mata berbinar.

Namun, di balik keindahan itu, ada sesuatu yang terasa ganjil. Penduduk desa itu tampak bingung dan takut melihat kedatangan anak-anak. Mereka berbisik-bisik dan menjaga jarak.

"Kita harus berbicara dengan seseorang di sini. Mungkin mereka tahu apa yang terjadi," kata Raka, memimpin yang lain menuju sebuah rumah besar di tengah desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun