"Boleh juga nihh, kalau boleh Aku kasih saran Kamu jangan pulang dulu sampai Aku turun dari angkot ini."
"Memang Kamu turun di mana?"
"Aku turun setelah Kamu membuka pintu hatimu untukku."
Ihiiiwww, rasanya seperti terbang nih angkot ketika mendengar Dilan merayuku seperti itu.
"Boleh saja, biar kuberputar-putar dulu di trayek angkot ini."
"Kenapa?" tanya Dilan.
"Karena Aku ingin pusing, pusing memikirkan Kamu dulu sebelum membuka hatiku."
"Eaaaaakk ...." kata Ibu pemilik kangkung.
Dilan tersenyum lebar merasa gombalnya dapat umpan balik. Milea manyun semanyun-manyunnya. Glok! Di lehernya menempel eceng gondok.
Tiba-tiba angkot berhenti, seorang bapak-bapak masuk lalu duduk di sebelahku.Â
Angkot kembali berjalan. Bapak-bapak tadi  mengeluarkan rokok dan korek api. Merusak suasana hatiku saja dengan mau menyulut rokok.