"Kamu kenal Aku?" tanya cowok itu.
Aku mengangguk, gugup.Â
Ternyata aku bertemu Dilan dan Milea dalam angkot ini. Kok bisa? Entahlah, aku juga bingung.
"Kamu dari SMA mana?" tanya Dilan sambil memperhatikan bajuku.
"SMA?" aku melihat pada baju yang kupakai, dan baru sadar ternyata dari tadi aku pakai seragam SMA.
Oh Tuhan, apakah aku sedang menjelajahi waktu? Terakhir kuingat di rumah mati lampu dan menyalakan lampu senter yang dibeli suamiku. Jangan-jangan...
"Heii, ditanya kalah molohok, Kamu sekolah di mana?" tanya Dilan lagi.
Milea hanya menatapku, sepertinya dia cemburu karena Dilan memperhatikanku. Saat ini rasanya ingin ngaca, apakah aku lebih cantik dari Milea? Sepertinya iya, buktinya Dilan memperhatikanku.
"Dari SMA tiga," jawabku sekenanya, tidak mau Dilan menunggu.
"Sekarang mau kemana?" tanya Dilan, membuat Milea membuang muka. Plung!
"Tidak tau, mungkin akan pulang atau tetap disini," jawabku sambil tersenyum semanis mungkin dengan tangan menopang dagu, mulai ingin mengimbangi kegombalan Dilan. Peduli amat dengan Milea.
Benar saja, Dilan terpengaruh kata-kataku. Dia mulai mengalihkan wajahnya dari Milea kepadaku.