"Halo Andrea, kamu sudah lama disini? Maaf ya, jalanan macet bikin aku terlambat."
"Tidak mengapa. Terima kasih sudah datang ke sini."
Aku memperhatikan Adrian dengan seksama. Cowok ini sudah mengalami metamorfosis total. Adrian sudah berubah menjadi lelaki berkarakter, sangat berbeda seperti saat dia masih bocil, identik dengan kumal dan kenakalan.
"Kamu kenapa Andrea?"
Aku tergagap, kebingungan dengan khalayanku yang wara wiri.
"Aku ingin mengajakmu makan malam sambil menikmati sunset. Only you and me."
"Secepat itu kita berkencan?"
Adrian terkekeh mendengar pertanyaanku.
"Ya ampun Andrea. Memangnya makan bareng harus dalam konteks berkencan? Aku lapar sekali dan kamu mau kutraktir makan di tempat favoritku. Mie pangsit dan nasi goreng cafe itu enak sekali." Adrian mengacungkan jempolnya. Aku menjadi malu mendengarnya. Betapa piciknya diriku ini Tuhan.
"Kamu mau kan dinner sama aku?"
Aku hanya mengangguk malu.