Caf pilihan Adrian sungguh romantis dan elegan. Tiba di situ, Adrian segera mengambil tempat di bagian yang menghadap laut lepas, sangat cocok untuk memandang keindahan sunset di kejauhan. Mataku membulat saat Adrian menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dengan santai. Kepulan asap putih membumbung tinggi ke atmosfer.
"Kamu kenapa Andrea?"
Aku menggeleng. Adrian tanggap melihat derai ketakutan dalam bola mataku, dia segera mematikan rokoknya.
"Hayo, kamu mau pesan apa?" Adrian menyodorkan daftar menu padaku. Aku kembali memandang Adrian, mirip anak ayam kehilangan induk.
"Aku ikut kamu saja,"
"Duh Andrea, kamu kok lemes banget sih?apakah kamu sakit?" Adrian segera meraba keningku. Tidak ada kelainan disana.
Aku menunduk malu.
"Mungkin makanan panas dan berkuah dapat mengembalikan semangatmu Andrea. Aku pesankan pangsit dan dimsum ya? Atau kamu mau makan apa sih? Maaf aku tidak menahu seleramu."
"Aku mau menu itu Adrian. Keknya enak dimakan sore-sore begini."
"Okay...aku pesan nasi goreng sea food untuk diriku. Sorry, aku lapar banget."
Pesanan kami datang dan Adrian makan dengan lahap. Aku memakan dimsumku lambat-lambat. Kuhirup kuah kaldu ayam bertabur kucai dan minyak wijen. Duh, makanan ini enak banget. Segera kutambahkan saos sambal dan perasan air jeruk nipis untuk menambah keindahan rasanya. Diam-diam aku memperhatikan cara makan Adrian. Cowok ini sungguh berbeda dengan Ryo yang jaim dan selalu menampilkan sisi baik yang terkesan dibuat-buat. Sangat berlainan dengan  Adrian yang menampilkan sifat jujur dan  apa adanya.