"Okay pacarku, sekarang kita ke kedai dawet. Aku ingin segera  meneguk dawet segar untuk membasahi kerongkonganku. Bagaimana pacarku, sebentar lagi kupersembahkan segelas dawet cinta untukmu."
Aku tersenyum malu.
"Gimana pacarku, are you okay?"
Aku menepuk lengan Adrian dan kututup wajahku penuh malu. Andrian menggenggam erat jemari tangan kananku. Mobil itu melaju meninggalkan debu, bagaikan anak panah yang melesat menuju ke kehidupan cintaku yang baru bersama Adrian (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H