Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Misteri Rumah Dinas Angker

19 Maret 2016   18:36 Diperbarui: 19 Maret 2016   18:40 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Suami membuat sasaran tembak dengan menancapkan kayu, dan di atasnya di gantung kaleng susu bekas anakku, ada yang besar, sedang dan kecil.

Suamiku ternyata masih jago nembaknya, tidak pernah meleset, dia dahulu memang jagoan tembak di club.

Aku juga masih lumayan, ada yang melest, itupun selalu pelurunya nyerempet kaleng sasaran tembak dan kalengnya terpental.

Tumbuh juga rasa percaya diri . Tetapi terfikir juga, kalau malah senjata ini bisa di rebut, seperti senjata makan tuan jadinya, aku harus ekstra hati-hati.

Ah, tapi tidak setiap orang mengerti dan bisa menggunakan senjata seperti ini, ada pengunci dan pembukanya,… aku jadi tegar lagi.

Senjata ini aku simpan di lemari baju dikamar ku dan kukunci, kuncinya kusimpan di tempat yang hanya aku yang tahu.

Yang senapan angin aku taruh diatas lemari, sedangkan yang senjata api disimpan rapi dalam lemar, diatara gaun di gantungan dalam almari itu.

Senjata api laras panjang, merk Walther, kaliber 5,6 ini cukup berbahaya, dengan daya ledak yang cukup keras.

Bisa diisi dengan lima peluru sekaligus. Bisa ditembakkan berturutan, agak berat di sandang tapi terasa mantap sekali..
Aku rasanya akrab lagi bermain dengan bedil, dahulu waktu masih di Perbakin termasuk jagoan juga.

Beberapa hari terasa aman-aman saja, tidak terdengar tentang maling, hantu atau penodong di daerah sekitar sini

Aku mulai suka jalan-jalan lagi melihat sekeliling rumah, melihat aneka tanaman yang tumbuh begitu subur.
Pepaya buahnya banyak sekali bergantungan, ada beberapa yang mulai berleret kuning, tanda sudah tua hampir masak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun