Kami baru ingat jika punya bedil itu, kebetulan kita bawa serta juga waktu pindahke Palembang ini.
Aku ingin melatih lagi ketrampilan itu, untuk sekedar berjaga diri.
Keadaan semua itu yang memaksa kami untuk siap siaga dan selalu waspada.
Ada tantangan, pastinya kita harus siap untuk menghadapinya, gitu aja kok repot.
Pagi itu aku sedang olahraga di jalan setapak keliling rumah, dan melihat tanamanku yang makin subur.
Ada beberapa buah pepaya sudah mulai tua bergantungan di beberapa pohon. Banyak sekali pohon pepaya kita tanam disitu, berderet, berjejer. Semuanya sedang lebat berbuah.
Aku berjalan kedepan, di muka rumah ternyata ada dua pasang pria dan wanita.
Mereka melihat lihat ke halaman dalam rumah, dan saling bincang.
Ketika melihat aku. mereka kemudian mengangguk, dan menyapa.
”Ada apa ya, mencari sesuatu ?” aku tanya, kemudian mereka sebelumnya meminta maaf padaku.
Mereka berceritera jika tadi malam warga BRI di satroni lagi oleh maling
Terjadi kejar-kejaran sampai ke jalan besar, banyak yang mengejar memakai sepeda motor, tetapi mereka kehilangan jejak.
Sepertinya malingnya masuk kerumah ini dan mereka semua tidak berani mengganggu kami
”Sebentar-sebentar, nanti saya panggilkan suami saya.” aku katakan, rupanya suami sudah datang karena melihat ada ramai-ramai dimuka rumah.