“Pangeran Biru sudah pernah melihat puteri Kencana ?” aku jadi penasaran
“Waktu pangeran Tirto Beno melamar aku dulu, katanya puteri Kencana ada diantara yang membawa permata-permata itu. Ingin berkenalan dan menarik perhatian pangeran Biru”
“Pangeran Biru apa mengerti ?” Puteri Kuning menggeleng
“Dia hanya melihat padamu saja Puteri, tidak ada yang seperti engkau disini.”
“Apa warna dari Puteri Kencana ?” aduh, aku tambah penasaran
“Sewarna dengan aku, hanya lebih gelap sedikit.” Katanya.
“Apa ada hubungannya dengan hilangnya pangeran Biru sekarang ?”
“Kita tadi juga bicara perkara itu, baginda Kelana sedang pergi ke Puser-Segaran. Tidak ada yang berani menghalangi jika Puteri Kencana mau berbuat sesuatu.” Bicaranya agak tersendat
“Apa dia mempunyai ilmu sirep ?” tanyaku
“Katanya dia mempunyai banyak ilmu, tetapi tidak boleh bepergian kemana-mana oleh ayahnya. Baginda Kelana amat menyayangi anak satu-satunya itu.”
“Dia sekarang ada di Kemayang ? “ tanyaku
“Tidak tahu, tetapi dia sering berada di istana air Parapat.” Aku mengernyitkan keningku.
“Aku tadi sempat melihat istana air Parapat itu dari atas,” Kuning memandangku seperti tidak percaya.
Kuceriterakan ketika tadi aku dan Warsih naik keatas bukit, istana itu tampak dari atas sana