5) Mengasumsikan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.Â
6) Mengarahkan perhatian siswa pada suatu tujuan yang dikehendaki pengajarÂ
7) Mendorong siswa untuk bertanya lebih banyakÂ
8) Mengulas materi bersama siswa  Â
Di dalam kelas, bertanya dapat digunakan untuk membina hubungan antara siswa yang satu dengan yang lain, serta antara siswa dengan peserta didik lainnya. Siswa terlibat dalam bertanya ketika mengamati, bekerja dalam kelompok, berdiskusi, menghadapi masalah, dan lain sebagainya.
d.Learning Community (masyarakat belajar)Â
   Komunikasi dengan orang lain merupakan sumber utama dukungan bagi pengetahuan dan pemahaman anak, menurut psikolog Rusia eo Semenovich Vygotsky. Tidak mungkin menyelesaikan suatu masalah sendirian; bantuan dari orang lain diperlukan.Kerja sama yang didasarkan pada saling memberi dan menerima sangat penting untuk penyelesaian masalah.Â
Dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (CTL), Konsep Komunitas Pembelajaran (LCC) mengusulkan bahwa tujuan pembelajaran dicapai melalui kerjasama interpersonal. Kerja sama semacam ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik dalam lingkungan pembelajaran terstruktur maupun organik di dalam organisasi.Â
Berbagi hasil dengan orang lain, teman, kelompok, dan pihak yang mempunyai pengetahuan untuk dibagikan kepada pihak yang kurang, serta individu yang telah berbagi pengalamannya dengan orang lain, dapat memberikan hasil pembelajaran. Inilah yang dimaksud dengan komunitas belajar.
   Elemen kunci dari sistem kontekstual untuk belajar mengajar (CTL) adalah kolaborasi. Para pengkritik pola pembelajaran kooperatif berpendapat bahwa ketika anak-anak berkolaborasi dalam kelompok kecil, Mereka akan selalu mengabaikan satu sama lain, mengambil tugas yang berbeda satu sama lain, bertindak tidak efisien, dan bertengkar satu sama lain. Sementara Para pendukung pola pembelajaran kooperatif berpendapat bahwa ada banyak keuntungan bekerja dalam kelompok kecil dan bahwa berbagai permasalahan ini dapat dengan mudah diatasi.Â
Bekerja sama dapat membantu menghilangkan hambatan mental yang disebabkan oleh keterbatasan perspektif dan pengalaman. Dengan demikian, akan lebih mudah melihat kelebihan dan kekurangan seseorang serta mengembangkan apresiasi terhadapnya orang lain, mendengarkan secara reseptif, dan berupaya mencapai saling pengertian. Bersama-sama, para anggota kelompok akan mampu mengatasi banyak tantangan, bertindak secara bertanggung jawab dan mandiri, mengandalkan bakat individu masing-masing anggota, saling percaya, menyuarakan ide-ide mereka, dan menerima keputusan.