Stigma sosial: Terkait dengan penyakit tertentu, latar belakang keluarga, atau perilaku yang dianggap menyimpang.
Contoh Marginalisasi dalam Solidaritas Organik
Pengangguran jangka panjang: Individu yang menganggur dalam waktu lama seringkali kesulitan untuk kembali ke pasar kerja dan merasa teralienasi dari masyarakat.
Diskriminasi terhadap pekerja migran: Pekerja migran seringkali menghadapi diskriminasi dalam hal upah, kondisi kerja, dan akses terhadap layanan publik.
Digital divide: Mereka yang tidak memiliki akses ke teknologi informasi dan komunikasi kesulitan untuk berpartisipasi dalam banyak aspek kehidupan modern.
Diskriminasi terhadap kelompok marginal: Anggota komunitas marginal seringkali menghadapi diskriminasi dalam pekerjaan, perumahan, dan layanan kesehatan.
Marginalisasi dalam Konteks Solidaritas Organik
Dalam konteks solidaritas organik, marginalisasi terjadi ketika seseorang tidak dapat menemukan tempatnya dalam sistem pembagian kerja. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Diskriminasi: Berdasarkan ras, gender, agama, atau faktor sosial lainnya. Kelompok minoritas seperti imigran, atau penyandang disabilitas seringkali mengalami diskriminasi dan kesulitan untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat.
Kurangnya akses: Terhadap pendidikan, pekerjaan, atau sumber daya lainnya. Hal ini juga terkait dengan digital divide: Mereka yang tidak memiliki akses ke teknologi informasi dan komunikasi dapat tertinggal dalam perkembangan masyarakat digital.
Perubahan sosial: Ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan yang cepat, yang juga berpengaruh pada dunia pekerjaan. Individu yang menganggur seringkali merasa teralienasi dari masyarakat karena tidak memiliki peran produktif.