Emile Durkheim, sosiolog terkemuka, dikenal dengan analisisnya tentang integrasi sosial dan anomie. Namun, pemikirannya juga menyentuh fenomena marginalisasi, sebuah kondisi di mana individu atau kelompok terpinggirkan dari arus utama masyarakat. Ada beberapa alasan mengapa Durkheim tidak secara eksplisit membahas marginalisasi:
Konteks Sejarah: Pada masa Durkheim, konsep marginalisasi belum sepopuler sekarang. Para sosiolog saat itu lebih fokus pada isu-isu seperti integrasi sosial, perubahan sosial, dan anomie.
Fokus Penelitian: Durkheim lebih tertarik untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial yang secara umum mempengaruhi tingkat bunuh diri, daripada mengategorisasi individu yang bunuh diri sebagai "marginal".
Definisi Marginalisasi: Konsep marginalisasi sendiri mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Definisi dan indikator marginalisasi yang kita gunakan saat ini mungkin berbeda dengan pemahaman pada zaman Durkheim.
Gagasan Durkheim tentang marginalisasi, meskipun tidak secara eksplisit dijabarkan dalam karyanya, dapat diinterpretasi melalui konsep-konsep kunci seperti:
 1. Solidaritas Mekanis dan Organik: Durkheim membedakan dua jenis solidaritas dalam masyarakat: mekanis dan organik. Solidaritas mekanis terjadi dalam masyarakat tradisional, di mana individu terikat oleh nilai-nilai dan kepercayaan yang sama. Solidaritas organik, di sisi lain, muncul dalam masyarakat modern, di mana individu terikat melalui spesialisasi dan saling ketergantungan. Marginalisasi dapat terjadi ketika individu atau kelompok tidak dapat berpartisipasi dalam solidaritas organik, baik karena kurangnya akses terhadap sumber daya, pendidikan, atau kesempatan, atau karena perbedaan budaya dan nilai-nilai.
 2. Anomie: Anomie, menurut Durkheim, adalah kondisi di mana norma-norma sosial melemah atau tidak jelas, menyebabkan individu merasa terasing dan tidak terikat dengan masyarakat. Marginalisasi dapat menjadi penyebab anomie, karena individu yang terpinggirkan seringkali merasa tidak memiliki tempat dalam masyarakat dan kehilangan tujuan hidup.
 3. Deviasi Sosial: Durkheim melihat deviasi sosial sebagai fenomena normal dalam masyarakat. Namun, marginalisasi dapat menyebabkan deviasi sosial yang lebih serius, karena individu yang terpinggirkan mungkin merasa terpaksa melakukan tindakan yang melanggar norma untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka atau mendapatkan pengakuan.
 4. Integrasi Sosial: Integrasi sosial adalah proses di mana individu atau kelompok terikat dengan masyarakat. Marginalisasi dapat menghambat integrasi sosial, karena individu yang terpinggirkan seringkali mengalami kesulitan untuk membangun hubungan sosial yang berarti dan merasa diterima oleh masyarakat.
Solidaritas Organik dan Marginalisasi?
Emile Durkheim memberikan sumbangan yang signifikan dalam pemahaman kita tentang masyarakat dan interaksi sosial. Salah satu konsep penting dalam pemikirannya adalah solidaritas sosial, yang dibagi menjadi dua jenis: mekanik dan organik.